IHRAM.CO.ID, TEHERAN -- Kedutaan Besar Indonesia di Iran telah melayangkan nota diplomatik kepada Kementerian Luar Negeri Iran. Indonesia meminta klarifikasi terkait keberadaan kedua WNI yang dikabarkan ditahan.
Diketahui dua WNI ditahan di Bandar Abbas. Keduanya merupakan anak buah kapal berbendera Korea Selatan yang ditahan oleh otoritas Iran Senin (4/1) lalu. KBRI Tehran mengatakan akan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mencari tahu keberadaan dan kondisi mereka.
"KBRI Tehran telah melayangkan nota diplomatik kepada Kementerian Luar Negeri Iran mengenai permintaan klarifikasi terkait keberadaan kedua WNI ABK tersebut serta permintaan akses kekonsuleran dan komunikasi dengan keduanya," kata Kedutaan Indonesia di Teheran dalam siaran pers yang Republika terima, Rabu (6/1).
Kedutaan menambahkan Kementerian Luar Negeri Iran menyampaikan telah mengunjungi kapal tanker Korsel tersebut yakni Hankuk Chemi. Mereka menyatakan seluruh kru termasuk kedua WNI ABK saat ini berada dalam kondisi baik dan sehat.
Sebelumnya Korsel dilaporkan mengirim pasukan militer untuk merespons penyitaan yang dilakukan Iran terhadap salah satu kapal tankernya. Seoul ingin bekerja sama dengan negara lain untuk beroperasi di kawasan.
Garda Revolusi Iran mengumumkan kapal mereka Zulfiqar menyita kapal tanker Korsel yang beroperasi di Distrik Pertama Maritim Iran di Teluk. "Sebab melanggar sejumlah hukum lingkungan maritim," kata Garda Revolusi Iran.
Kapal tanker Hankuk Chemi itu baru keluar dari pelabuhan di Jubail, Arab Saudi. Kapal yang membawa 7.200 ton minyak berbahan kimia itu membawa awak kapal dari Korsel, Indonesia, Vietnam dan Myanmar.
Garda Revolusi mengatakan kapal dan awaknya ditahan di pelabuhan Bandar Abbas di Iran. "Masalah ini akan ditangani pejabat peradilan," kata mereka.
Newsweek melaporkan untuk merespon hal tersebut Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan mereka telah 'mengirim pasukan anti-pembajak di dekat Selat Hormuz'. Korsel juga meminta dukungan dari International Maritime Security Construct.