Rabu 06 Jan 2021 15:33 WIB

Pedagang Buah Afganistan Jadi Pekerja Kunci Selama Pandemi

Pedagang buah Afganistan jadi salah satu pekerja kunci dan penting selama pandemi

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Pedagang buah
Foto:

Selain Nafi, di pinggir Alum Rock, banyak pedagang Afghanistan lain yang membuka kiosnya. Mereka merupakan pekerja penting di tengah pandemi. Meski begitu, para pemilik kios ini belum banyak menerima bantuan dari pemerintah Inggris.

“Orang Afghanistan tidak menjalankan bisnis yang sama dengan komunitas Asia Selatan. Mereka menjalankan bisnis yang jauh lebih kecil,” kata salah seorang warga Afghanistan, Nasimi. Dia melarikan diri dari kelompok Taliban pada tahun 1999.

“Kemudian, selama pandemi, kebanyakan dari mereka kehilangan pelanggan dan akhirnya tutup. Dengan dukungan organisasi kami, lima persen dari bisnis kecil yang dijalankan oleh pengungsi Afghanistan di London berhasil memperoleh dukungan keuangan dari pemerintah selama pandemi,” tambah dia.

Komunitas Afghanistan adalah yang paling tersisih dan terisolasi di dunia. Mereka menghadapi beberapa tantangan, termasuk kendala bahasa, kendala budaya, kurangnya integrasi ke dalam masyarakat, kurangnya akses ke layanan arus utama, dan masalah kesehatan mental. Banyak dari mereka bahkan tidak tahu bagaimana mendekati otoritas setempat untuk mendapatkan dukungan finansial selama pandemi.

Pemilik kios Alum Rock Afghanistan mengatakan bahwa mereka mengetahui dukungan keuangan Covid-19 yang tersedia, tetapi belum ada yang mendengar tentang kasus yang berhasil mengklaimnya dan tidak ada pemilik kios yang berbicara dengan Al Jazeera yang pernah mencoba.

Anggita komunitas tampaknya lebih cenderung menerima nasihat dari sesama anggota komunitas daripada meminta bantuan pemerintah. Di dalam komunitas ada penjaga gerbang tepercaya yang lebih memahami sistem tunjangan dan kesejahteraan Inggris. Jika sangat terdesak, mereka akan mengajukan permohonan bantukan.

Namun, bagi banyak orang, masalah sebenarnya dalam mendapatkan bantuan pemerintah adalah urusan dokumen. Peneliti Afghanistan di Chatham House, Hameed Hakimi mengatakan orang-orang yang tidak bekerja penuh waktu dan tidak memiliki Nomor Asuransi Nasional atau yang bekerja tanpa dokumen yang memadai, mereka tidak berhak atas apapun. Nomor Asuransi Nasional adalah nomor registrasi pribadi Inggris yang memberikan hak kepada warga negara untuk mendapatkan perawatan kesehatan dan tunjuangan sosial.

“Jadi, mereka tidak dapat mengakses skema cuti virus corona Inggris. Sebagian besar warga Afghanistan adalah wiraswasta dan kami tahu bahwa skema cuti tidak mencakup wirausaha dengan cara yang sama,” kata Hakimi.

Lika-liku yang dihadapi selama pandemi membuat warga Afghanistan tetap bertahan, termasuk Nafi yang optimis akan masa depannya.

“Saya ingin melakukan sesuatu yang besar, mungkin membawa barang-barang lokal Afghanistan ke Inggris. Ini bisnis yang memungkinkan saya menghasilkan uang sambil bersantai di rumah,” ujar dia dengan tekad sambil tertawa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement