IHRAM.CO.ID, DUBAI -- Perusahaan makanan halal UEA, Al Islami, berusaha memasuki pasar vegan dengan menghadirkan produk burger nabati. Burger ini menggunakan bahan dasar protein bunga matahari.
CEO Al Islami Foods, Shahid N. Khan, menyebut produk ini disebut telah memiliki sertifikat halal untuk UEA, yang dikeluarkan oleh Otoritas Emirates untuk Standardisasi dan Metrologi. Hadirnya produk ini dilakukan setelah melihat penjualan daging nabati di UEA sebagai hal yang menjanjikan.
“Makanan nabati secara global mendapatkan popularitas. Tidak hanya karena meningkatnya jumlah vegan dan vegetarian, tetapi semakin banyak orang sadar kesehatan dan beralih ke makanan nabati, sebagai alternatif yang sehat dan berkelanjutan untuk daging,” kata CEO Shahid Khan, dilansir di Salaam Gateway, Rabu (13/1).
Usaha menghadirkan produk vegan ini dimulai di UEA, di mana di wilayah tersebut terdapat beragam kebangsaan dan etnis. Makanan nabati akan menjadi peluang besar berikutnya dalam bisnis makanan.
Perusahaan halal tersebut pertama-tama berfokus pada supermarket UEA. Rencananya, mereka akan bermitra dengan sektor jasa makanan termasuk hotel, restoran dan kafe. Perusahaan itu juga memiliki target meluncurkan produk vegannya ke negara-negara GCC lainnya.
Sebagian besar bahan yang digunakan untuk membuat burger vegan diimpor. Sementara, protein bunga matahari bersumber dari pertanian organik non-GMO. Khan menyebut bahan lainnya yang digunakan, adalah kacang fava dan kacang polong, serta ekstrak bawang merah, merica, bawang putih, akar seledri, wortel dan jus bit.
Perusahaan ini memproduksi produk nabati di fasilitasnya di Zona Bebas Al Hamriyah di Sharjah.
Sejauh ini, ada perkiraan yang berbeda tentang ukuran dan pertumbuhan pasar daging nabati dunia. Polaris Market Research mengatakan sektor tersebut bernilai 11,1 miliar dolar AS pada tahun 2019, dengan CAGR yang diharapkan sebesar 15,8 persen selama 2020-2027.
Di sisi lain, Euromonitor International, memperkirakan ukuran sektor ini sebesar 18,6 miliar dolar US pada 2019 dengan pertumbuhan tahunan meningkat sebesar 6,7 persenhingga 2024. Lembaga ini juga menilai pangsa sektor ini di Timur Tengah kecil, sekitar 176,5 juta dolar AS pada 2019.
Produsen makanan nabati biasanya tidak terburu-buru untuk mendapatkan sertifikasi halal. Mereka akan berusaha mendapatkan sertifikat jika telah melihat potensi perkembangannya.
Perusahaan perintis asal Brazil, Fazenda Futuro, Desember 2019 lalu mengatakan mereka sedang menunggu sertifikasi halal. Tujuannya, untuk menjangkau konsumen Muslim yang lebih tradisional.
Di sisi lain, perusahaan Healthy Farm Food Innovation yang berbasis di UEA mengatakan produk vegannya telah disertifikasi halal oleh ESMA. Sertifikat akan memberikan jaminan kepada konsumen bahwa seluruh rangkaian proses pembuatan produk vegannya halal.