Selasa 19 Jan 2021 13:26 WIB

Kisah Lulusan Perguruan Tinggi China di Masa Pandemi Corona

Lulusan Perguruan Tinggi China Tidak Dapat Menemukan Pekerjaan, lalu apa solusinya

Upacara kelulusan di Universitas Wuhan di Cina Juni lalu. Dengan dorongan dari pemerintah, banyak siswa yang akan melanjutkan ke sekolah pascasarjana
Foto: The New York Times
Upacara kelulusan di Universitas Wuhan di Cina Juni lalu. Dengan dorongan dari pemerintah, banyak siswa yang akan melanjutkan ke sekolah pascasarjana

IHRAM.CO.ID, -- Wisuda semakin dekat, tetapi Yang Xiaomin, seorang mahasiswa berusia 21 tahun di timur laut China, melewatkan bursa kerja universitasnya. Dia juga tidak mencari posisi sendiri. Dia tidak berpikir dia punya kesempatan untuk mendapatkannya.

“Beberapa pekerjaan bahkan tidak mengambil resume dari orang-orang dengan gelar sarjana,” kata Yang, yang, bersama dengan rekor 3,77 juta rekannya, malah mengikuti ujian masuk nasional untuk sekolah pascasarjana bulan lalu.

“Masuk ke sekolah pascasarjana tidak selalu membantu saya mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, tetapi setidaknya itu akan memberi saya lebih banyak pilihan peluang,” katanya lagi seperti dilansir dalam kisah yang ditulis The New York Time.

Ekonomi China sebagian besar telah pulih dari pandemi virus korona. Berdasar data yang dirilis pada hari Senin lalu, menunjukkannya itu mungkin satu-satunya pemulihan ekonomi besar yang sempat tumbuh pada tahun lalu.

Namun, satu bidang masih sangat kurang: pasokan pekerjaan yang diinginkan dan bergaji tinggi untuk jumlah lulusan universitas yang membengkak dengan cepat di negara ini. Sebagian besar pemulihan telah dipicu oleh sektor kerah biru seperti manufaktur, yang masih sangat diandalkan oleh ekonomi China.

Dengan dorongan dari pemerintah, banyak siswa yang beralih ke solusi sementara: tetap bersekolah. Kementerian Pendidikan China mengumumkan pada puncak wabah bahwa mereka akan memerintahkan universitas untuk menambah jumlah kandidat master sebanyak 189.000, peningkatan hampir 25 persen, untuk mengurangi pengangguran. Slot sarjana juga akan meningkat lebih dari 300.000.

Hampir empat juta calon mengikuti ujian masuk lulusan bulan lalu, meningkat hampir 11 persen dari tahun sebelumnya dan lebih dari dua kali lipat jumlah dari tahun 2016.

Akibatnya, banyak orang Tionghoa khawatir bahwa perluasan slot lulusan akan meningkatkan persaingan yang sudah ketat untuk pekerjaan, melemahkan nilai gelar yang lebih tinggi atau menunda krisis pengangguran.

“Apakah mahasiswa pascasarjana dikepung?” tajuk utama salah satu terbitan yang dikontrol negara yang dibaca luas.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement