IHRAM.CO.ID,YOGYAKARTA -- Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) menggandeng peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk memantau kerusakan jalan tol di seluruh Indonesia dengan menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.
Kepala BPJT Danang Parikesit usai penandatanganan nota kesepahaman terkait dengan kerja sama itu dengan Rektor UGM di Yogyakarta berharap, pemanfaatan teknologi AI bisa memberi informasi yang lebih cepat apabila terjadi potensi retakan dan lubang sehingga tindakan pemeliharaan jalan tol segera dilakukan lebih dini.
"Dari teknologi ini kita bisa memprediksi kondisi aset jalan tol sehingga pemeliharaan dapat dilakukan segera tanpa menunggu jalan tol itu rusak," kata dia, Jumat (22/1).
Dia mengemukakan pemanfaatan teknologi ini memungkinkan pemeliharaan aset infrastruktur jalan tol lebih terjaga dengan baik, sebab BPJT mengatur 2.300 kilometer jalan tol yang dikelola oleh 40 badan usaha milik pemerintah maupun swasta.
"Ada 62 ruas jalan tol dengan portofolio investasi lebih dari Rp600 triliun, ini aset luar biasa," kata dia.
Selain itu, kata Danang, pemerintah berencana membangun jalan tol baru sepanjang 2.500 km hingga 2024 sehingga mengelola jalan tol sepanjang itu diperlukan teknologi yang lebih canggih, tidak lagi mengandalkan metode pemetaan secara manual.
Dengan adanya data dari teknologi kecerdasan buatan dalam mengumpulkan informasi kerusakan jalan tol maka nantinya pihak BPJT akan meminta badan usaha pengelola jalan tol melakukan perbaikan langsung karena ada standar minimal pelayanan jalan tol.
"Bila tidak dilakukan pemeliharaan maka tidak akan diikutkan pada penyesuaian tarif jalan tol setiap dua tahun sekali," kata dia.
Rektor UGM Prof. Panut Mulyono menyambut baik kerja sama penerapan teknologi AI pada pemeliharaan dan pengoperasian jalan tol di Indonesia.
Menurut dia, lewat teknologi ini, pengelolaan dan pengoperasian jalan tol tidak lagi menggunakan cara lama, tetapi cara baru untuk berbagai kepentingan.
"Dengan AI bisa melakukan monitoring dan pendeteksian kerusakan jalan sangat ketat dan akurat sehingga penanganan jauh lebih cepat," kata dia.
Peneliti UGM, Imam Muthohar, mengatakan pihaknya akan menggunakan kendaraan khusus yang akan melaju di jalan tol, di mana kendaraan tersebut dipasang kamera dengan kemampuan 30 frame per detik. "Dari dokumen gambar akan diketahui kondisi permukaan jalan dan mengetahui tingkat kerusakan," kata dia.