Dunia mengalami 'kegagalan moral' soal distribusi vaksin
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan kembali pentingnya distribusi vaksin COVID-19 yang merata.
Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan negara berkembang hanya bisa "melihat dan menunggu", saat negara-negara kaya mulai melangsungkan program vaksinasi.
"Nasionalisme vaksin mungkin dapat memenuhi tujuan politik jangka pendek, namun setiap negara mendukung keadilan akses vaksin," ujar Dr Ghebreyesus.
Dirjen WHO tersebut juga mengkritik semakin banyaknya perpecahan antara negara miskin dan kaya terkait pengadaan vaksin.
Afrika mengalami kesulitan mengamankan vaksin bagi 1,3 juta warganya, sementara aliansi vaksin internasional Gavi mengatakan dosis yang berlebihan telah digunakan negara maju untuk memvaksinasi ratusan juta warganya.
Bulan ini, Uni Afrika mencoba mengamankan 270 juta suntik vaksin, yang terdiri dari 600 juta dosis dari skema distribusi vaksin COVAX yang ditangani oleh WHO dan Gavi.
Dosis ini diperkirakan akan tersedia tahun ini, namun belum ada yang diterima, sementara beberapa negara Eropa, Asia, dan Amerika telah memulai program vaksinasi mereka.
Minggu lalu, pimpinan WHO memperingatkan jika dunia mengalami "kegagalan moral" soal hal keadilan distribusi vaksin.