IHRAM.CO.ID, BERLIN – Meski pandemi Covid-19 membatasi aktivitas publik, namun kasus kejahatan yang menyasar Muslim di Jerman meningkat.
Termasuk di antaranya yakni serangan dengan menuliskan ancaman, merusak ruangan dengan menggambarkan simbol-simbol Nazi, hingga merusak jilbab milik wanita Muslim.
Salah satu media mainstream di Jerman, Neuer Osnabrucker Zeitung menuliskan sedikitnya ada 901 serangan Islamofobia yang tercatat terjadi di Jerman pada 2020.
Serangan yang menyasar Muslim dan organisasi Islam itu naik 2 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sebagaimana data Kementerian Dalam Negeri Jerman pada 2019 angka kejahatan yang tergolong Islamofobia sebanyak 884 kasus.
Menurut politisi Partai Kiri Jerman atau Die Linke, Ulla jelpke, mengatakan angka kasus kejahatan yang menyasar Muslim ibarat puncak gunung es. Jelpke mengatakan para korban seringkali tidak mengajukan pengaduan karena takut atau malu. Karena itu ia mengatakan diskriminasi perlu diperangi secara efektif.
Jerman telah mengalami peningkatan rasisme dan kebencian anti-Muslim dalam beberapa tahun terakhir yang dipicu propaganda kelompok neo-Nazi dan partai oposisi sayap kanan Alternatif untuk Jerman (AfD).
Jerman adalah rumah bagi 81 juta orang dan menampung populasi Muslim terbesar kedua di Eropa Barat setelah Prancis. Dari hampir 4,7 juta Muslim di negara itu sekitar 3 juta adalah keturunan Turki.
"Artikel tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar penyerang adalah sayap kanan. Tercatat 48 orang terluka secara fisik dalam serangan pada tahun 2020, meningkat dari tahun sebelumnya. Dua orang kehilangan nyawa dalam serangan Islamafobia di negara itu," seperti dilansir Iqna.ir pada Selasa (9/2).
Sebuah penyelidikan dari Partai Kiri Jerman tahun lalu menunjukkan bahwa setiap hari sepanjang 2019 sebuah masjid, lembaga Muslim, atau perwakilan agama di Jerman menjadi sasaran serangan Islamofobia.
Sumber: iqna