IHRAM.CO.ID, BLACKBURN – Sebuah badan amal yang berlokasi di Blackburn, Inggris, berupaya menyediakan makanan halal gratis bagi pencari suaka di seluruh North West. Upaya ini muncul setelah ada informasi makanan di bawah standar yang diberikan kepada beberapa pencari suaka di sebuah hotel di Southport, dan diinisiasi Institut Kesejahteraan Muslim (MWI).
"Kami memiliki kekhawatiran tentang kualitas makanan yang ditawarkan kepada pencari suaka dan apakah makanan itu halal. Saya menghubungi keluarga lokal yang membantu saya mencari informasi tentang salah satu pencari suaka, dan membantu pencari suaka lainnya dengan menerjemahkan bahasa," kata CEO MWI, Maulana Hanif Dudhwala, dilansir di Asian Image, Kamis (11/2).
Maulana Hanif mengatakan pihaknya berupaya menghubungi sebuah badan amal yang berbasis di London, Wifaqul Ulama. Badan amal ini lantas dengan sangat baik hati menyumbangkan 5.000 pound sterling atau Rp 96,8 juta untuk tujuan mulia tersebut.
Sejak saat itu, MWI menyediakan makanan hangat untuk 100 pencari suaka dua kali seminggu. Sesuai dengan pedoman, mereka mulai mendistribusikan voucher makanan senilai 5 pound sterling atau Rp 96ribu, dengan setiap pencari suaka mendapatkan dua voucher untuk digunakan di restoran lokal.
"Restoran lokal kemudian akan menyediakan makanan hangat seharga 7 pound sterling, sebagai ganti voucher itu. Para penerima manfaat ini sangat senang dan mengirimkan pesan terima kasih kepada kami secara rutin. Kami juga menyediakan biskuit, coklat, keripik, minuman, perlengkapan mandi dan paket kebersihan," kata dia.
Maulana Hanif mengatakan mereka awalnya mengunjungi Southport pada November dengan dua relawan. Setelahnya mereka bertemu dengan beberapa pencari suaka di restoran setempat.
Masing-masing pencari suaka ini memiliki kisah yang sangat menyedihkan untuk diceritakan. Mereka berada ribuan mil jauh dari rumah, dengan masa depan yang sangat tidak aman.
Hanif menyebut kebanyakan mereka berasal dari 10 negara berbeda, termasuk Eritrea, Iran, Irak, Palestina, Tunisia dan Sudan. Beberapa bisa berbahasa Inggris, namun sisanya membutuhkan penerjemah. Karena kondisi yang tidak menguntungkan, mereka takut untuk mengungkapkan apa yang mereka rasakan atau perlukan selama di Inggris.
"Kami memiliki seorang konselor dari Beacon Partnership. Lebih dari 20 pencari suaka bertemu dengan kami. Mereka sangat senang melihat kami dan mengungkapkan begitu banyak kegembiraan dan terima kasih atas voucer makanan," lanjutnya.
Terakhir, mewakili timnya, Hanif mengucapkan terima kasih kepada semua relawan yang telah membantu menjalankan proyek ini dan membawa kegembiraan bagi mereka yang paling membutuhkan.
Sumber: www.asianimage.co.uk