Jumat 19 Feb 2021 05:05 WIB

Sulitnya Mendapat Hak Beragama Bagi Narapidana Muslim di AS

Diskriminasi di penjara disebut telah menjadi masalah yang sudah berlangsung lama.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Esthi Maharani
Alquran
Foto:

Rami Nsour, direktur pendiri Tayba Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang bertujuan untuk memberikan layanan kepada mereka yang dipenjara, mengatakan bahwa memberikan dasar-dasar yang diperlukan Muslim yang dipenjara untuk menjalankan keyakinan mereka sangatlah minim.

Nsour menjelaskan bahwa penjara federal mengalokasikan sejumlah uang untuk membeli Alkitab untuk Kapel.  Artinya, biaya mengamalkan agama menjadi tanggungan narapidana, yang terpaksa menggunakan uang dari gaji penjara mereka, yang bisa serendah 5 sen per jam.  Hal ini tidak berlaku untuk Alquran bagi Muslim.

Bahkan tahanan yang berhasil memperoleh Alquran pun menghadapi masalah.  Nsour mengatakan banyak tahanan melaporkan kepadanya bahwa buku-buku agama mereka dibuang setelah digeledah atau dihancurkan.  “Dalam satu kasus, sebuah kantor menginjak-injak salinan Alquran tahanan.  Tahanan mengambil salinan Alquran dari tempat sampah dengan bekas sepatu bot petugas masih jelas di Alquran, "jelas Nsour.  

“Kami memiliki seorang tahanan Muslim yang dipenjara yang memberi tahu kami bahwa 17 tahanan menggunakan satu salinan Alquran.  Perhatikan bahwa rata-rata rumah Muslim di AS mungkin memiliki sekitar empat salinan per anggota rumah tangga," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement