REPUBLIKA.CO.ID,PALEMBANG -- Kolektor barang antik dan benda bersejarah di Palembang, Sumatera Selatan, Abubakar menyerahkan koleksi 74 buah benda berusia sekitar 900-1000 tahun berupa sendok, piring, mangkuk terbuat dari keramik atau porselen. Benda-benda itu diperkirakan peninggalan zaman dinasti Tang, Son, Cing dan dinasti Ming serta puluhan benda terbuat dari timah alat transaksi jual beli zaman Kerajaan Sriwijaya ke museum Balaputra Dewa Palembang yang diterima langsung oleh Kepala Museum Chandra Amprayadi di Palembang, Senin (22/2).
Kolektor barang antik dan benda bersejarah, Abubakar menjelaskan barang koleksi yang dihibahkannya itu merupakan benda bersejarah yang ditemukan sejumlah masyarakat di dasar Sungai Musi sekitar objek wisata Benteng Kuto Besak (BKB) hingga pabrik pupuk PT Pusri. Koleksi benda bersejarah tersebut dengan kesadaran sendiri dihibahkan ke museum agar bisa dirawat dan disimpan lebih baik serta dapat dilihat banyak orang dan menjadi media pembelajaran sejarah bagi anak-anak atau pelajar, ujar kolektor barang antik itu.
Sementara Kepala Museum Negeri Balaputra Dewa Palembang, Chandra Amprayadi mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang menghibahkan koleksi pribadi ke museum yang dipimpinnya.Kepercayaan masyarakat untuk menyerahkan koleksi pribadinya ke museum akhir-akhir ini semakin tinggi, terbukti koleksi museum yang bersumber dari hibah dalam tiga tahun terakhir terus bertambah.
"Jika ada masyarakat yang memiliki benda bersejarah dan pusaka yang koleksinya tersebut ingin dihibahkan ke museum agar lebih terawat dan bisa dilihat oleh banyak orang, dipersilakan menghubungi petugas Museum Balaputra Dewa di Jalan Srijaya I Nomor 28 kawasan KM 6,5 Palembang," katanya.
Museum Balaputra Dewa menyimpan koleksi mulai dari zaman prasejarah, zaman Kerajaan Sriwijaya, zaman Kesultanan Palembang, hingga zaman kolonialisme Belanda. Koleksi museum diupayakan terus bertambah, dalam tiga tahun terakhir pihaknya telah menambah 2.000 lebih koleksi baru yang diperoleh dari hibah masyarakat dari berbagai daerah di Sumsel, bahkan dari provinsi lain.
Barang yang dihibahkan ke museum, akan dipelihara dengan baik dan dipamerkan untuk umum di ruangan khusus koleksi hibah masyarakat. "Pemilik benda sejarah dan pusaka akan selalu dikenang karena namanya ditulis bersamaan dengan keterangan benda yang dipajang di museum," ujar Chandra.