Ahad 28 Feb 2021 19:03 WIB

Kisah Rakyat di Andalusia Berjuang Pertahankan Kota Malaga

Kisah Rakyat Biasa di Andalusia Berjuang Pertahankan Kota Malaga

Kota Malaga di Spanyol
Foto:

Berita tersebut berisi bahwa Malaga memiliki 1.500 tahanan ksatria dari pasukan Fernando, maka jika tidak menerima syarat tersebut, pasukan Malaga akan segera membunuh 1.500 tentara pasukan Fernando yang ada di menara.

Di sisi lain, Hamid Al-Zoghbi masih hidup dan memperkuat mercusuar dengan kelompok yang menolak menyerah serta terus melawan orang-orang Castilia setelah mereka memasuki kota. Hamid terus melawan sampai orang-orangnya semua dibunuh. Lalu Hamid ditangkap dan dibawa ke Fernando. Dalam versi lain, ada yang menyebut Fernando menganggapnya sebagai pelayan, dan beberapa catatan lain mengatakan bahwa Hamid dimasukkan ke dalam penjara sampai meninggal.

Kota itu pada akhirnya jatuh di tangan Fernando. Tentara yang menang menangkap wanita dan anak-anak, menjarah uang, dan raja memperbudak semua orang di kota. Dan dia memutuskan bahwa setiap orang dari Malaga harus menebus dirinya dengan uang untuk menjadi bebas.

Pidato ituah yang dirayakan oleh dewan kota Malaga sekarang ini dan ditolak oleh Partai Rakyat Spanyol. Partai tersebut mengatakan dalam pernyataannya: "Meskipun kota Malaga menyerah pada tanggal 18 Agustus 1487, raja-raja Spanyol dan pasukan mereka tidak dapat memasuki kota sampai keesokan harinya, karena bau busuk yang dihasilkan oleh mayat-mayat yang membusuk di jalan-jalan kota."

Sekitar 11 ribu orang Malaga diambil sebagai budak dan diserahkan kepada Paus Roma pada saat itu, menurut pernyataan partai tersebut. Selanjutnya, Granada, kerajaan Muslim terakhir di Andalusia, jatuh pada tahun 1492, yaitu kurang dari 5 tahun setelah jatuhnya Malaga.

Sumber: https://arabicpost.net/%d8%ab%d9%82%d8%a7%d9%81%d8%a9/2021/02/13/%d9%85%d8%a7%d9%84%d9%82%d8%a9-%d8%ad%d8%a7%d9%85%d8%af-%d8%a7%d9%84%d8%b2%d8%ba%d8%a8%d9%8a-%d8%ad%d8%a7%d9%85%d8%af-%d8%a7%d9%84%d8%ab%d8%ba%d8%b1%d9%8a-%d9%85%d8%a7%d9%84%d9%82%d8%a9-%d8%a7%d9%84/

(Umar Mukhtar)

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement