IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Ekonomi Syariah INDEF, Fauziah Rizki Yuniarti mengatakan industri ekonomi syariah memerlukan instrumen yang berfungsi sebagai agen literasi. Menurutnya, ada beberapa produk yang prospektif menjalankan misi tersebut.
Pertama, produk fintech dan produk atau jasa digital. Fauziah mengatakan, bank syariah harus menggandeng para pemain fintech dan mengembangkan platform digitalnya untuk bisa membantu mendekatkan bank syariah ke pengguna aktif transaksi online yang meningkat, khususnya di era pandemik.
Kedua, produk tabungan dengan paket yang menarik. Selama ini masyarakat banyak yang memilih bank konvensional untuk menabung, tapi untuk meminjam atau mencari pembiayaan memilih bank syariah.
"Khususnya KPR karena kontrak atau akad murabahah yang menawarkan fixed rate selama masa pinjaman, dianggap menarik daripada produk konvensional yang biasanya fixed rate di masa tertentu dan sisanya floating rate," katanya.
Ketiga, produk-produk pembiayaan yang sesuai dengan industri halal. Mengingat potensi industri halal Indonesia yang sangat besar tapi belum banyak pelaku industri halal yang memakai produk bank syariah.
Menurut Fauziah, hal ini terjadi karena dua hal. Yakni dari sisi permintaan pelaku industri halal yang kemungkinan memang rendah literasi atas produk bank syariah, atau dari sisi supply yakni produk bank syariah yang belum ada produk yang sesuai dengan kebutuhan pelaku industri.
Bank syariah perlu menyediakan produk yang menarik dan sesuai kebutuhan, customer experience dan satisfaction atas transaksi online yang bisa bersaing bahkan melebihi bank konvensional. Penggunaan influencer juga dapat dimanfaatkan untuk membantu meningkatkan product awareness.
"Ini merupakan beberapa immediate action yang bisa dilakukan bank syariah untuk membantu meningkatkan literasi keuangan syariah," katanya.