IHRAM.CO.ID,KUALA LUMPUR -- Hingga Kamis (4/3) sebanyak 1.909.585 rakyat Malaysia telah mendaftar vaksinasi COVID-19 namun jumlah yang mendaftar ini masih kecil jika dibandingkan dengan populasi rakyat Malaysia yang keseluruhannya berjumlah 33 juta jiwa.
"Ketika dunia dilanda penularan pandemik COVID-19 sejak awal tahun lalu, semua negara menggunakan pendekatan sendiri untuk menyekat penularan wabah ini," ujar Menteri Pertahanan Malaysia Datuk Sri Ismail Sabri Yakoob dalam jumpa pers rutin Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) di Putrajaya, Kamis (4/3).
Di Malaysia, ujar dia, pemerintah menggunakan dua strategi bagi menyekat penularan virus ini yaitu melalui strategi kesehatan dan strategi keselamatan termasuk pelaksanaan Perintah Kawalan Pergerakan (PKP) yang dimulai Maret 2020 dan akhirnya berhasil melandaikan lekuk penularan COVID-19 ketika PKP fase pertama.
"Sebagai strategi ketiga, pada November tahun lalu pemerintah membeli vaksin bagi keperluan imunisasi untuk menamatkan penularan COVID-19," katanya.
Suplai pertama vaksin Pfizer-BioNTech sebanyak 312,390 dos tiba pada 21 Februari 2021 sekaligus membuka jalan untuk Program Imunisasi COVID-19 Kebangsaan (PICK) fase pertama yang telah dimulai pada 26 Februari 2021.
"Saya menyeru kepada seluruh rakyat Malaysia untuk mendaftar program imunisasi ini melalui aplikasi MySejahtera," katanya.
Selain MySejahtera, pendaftaran juga bisa dilaksanakan di web www.vaksincovid.gov.my atau terus rumah sakit dan klinik kesehatan umum berdekatan yang akan mulai dibuka 5 Maret 2021 atau melalui hotline yang bakal diumumkan oleh MOSTI (Kementrian Sains, Inovasi dan Teknologi) dalam waktu dekat.
"Pengambilan vaksin ini penting karena tidak mustahil seluruh negara akan menjadikan pengambilan vaksin ini sebagai salah satu syarat wajib bagi mengunjungi negara mereka," katanya.
Pemerintah Arab Saudi juga direncanakan akan mengenakan syarat vaksin terhadap calon jamaah haji dan umrah tahun ini.