IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 90 peserta mengikuti seleksi tahap kedua calon imam luar negeri. Seleksi tersebut digelar di Hotel Golden Boutique Jakarta pada 3-5 Maret 2021. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Islam Kemenag, Prof Kamaruddin Amin mengakui tak mudah mencari imam masjid untuk ditempatkan di luar negeri.
"Tidak mudah mencari imam masjid yang hafal 30 juz Alquran, qari, menguasai bahasa Arab dan bisa membaca kitab turats," katanya melalui pesan tertulis kepada Republika, Jumat (5/3).
Para imam yang terpilih dalam seleksi tahap kedua ini akan ditugaskan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA). Ia mengatakan, mereka akan menjadi duta-duta bangsa yang diharapakan dapat ikut menaikkan reputasi Indonesia di mata internasional.
"Bapak-bapak (para imam) akan menjadi duta Indonesia yang sangat penting untuk menciptakan reputasi Indonesia dalam pandangan Uni Emirat Arab," ujarnya.
Ia mengatakan, UEA adalah negara kecil, tapi kaya dan sangat berorientasi internasional. Jika para imam terpilih menjadi imam, khatib, mubaligh di sana, artinya sedang berceramah ke seluruh dunia. Karena jamaah di UEA berasal dari banyak negara.
Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag, Juraidi menjelaskan, seleksi tahap dua ini diikuti 100 peserta yang sudah lulus pada seleksi tahap pertama. Namun, ada tiga peserta yang terkonfirmasi positif Covid-19 setelah dilakukan swab antigen.
"Sementara tujuh peserta lainnya berdomisili di luar negeri sehingga proses seleksinya akan dilakukan secara virtual," ujarnya.
Ia menerangkan, para penguji pada seleksi tahap pertama adalah pakar Alquran dari unsur Kemenag. Untuk seleksi tahap kedua ini, para penguji langsung didatangkan dari UEA.
"Penguji langsung dari Uni Emirat Arab sebanyak empat orang, mereka adalah Abdulrahman Saeed Ali Sultan Al-Samsi, Saif Rashed Fadel Mohammed Al-Mazrouei, Taleb Mohamed Yousef Al-Mahrooq Al-Shehhi, dan El-Messomy," jelas Juraidi.