IHRAM.CO.ID,PALEMBANG -- Badan Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Palembang mengajak kalangan milenial di Sumatera Selatan memanfaatkan program rekrutmen kerja G to G ke Jepang untuk penempatan pada 2022. Kepala BP2MI Palembang Sri Haryanti mengatakan Pemerintah Indonesia sedang menjaring calon pekerja sektor kesehatan yakni perawat (nurse) dan perawat lansia (careworker) tahap ke 15 mulai 1 hingga 30 Maret 2021.
"Jika berminat kerja di Jepang maka wajib lulus tes bahasa Jepang minimal N4," ujarnya, di Palembang, Sabtu (6/3).
Rekrutmen calon pekerja migran dilakukan secara daring dengan persyaratan bagi perawat berusia 23-35 tahun, pendidikan minimal D3-D4 keperawatan atau S1 keperawatan + nurse, memiliki STR dan wajib berpengalaman kerja minimal 2 tahun.
Sedangkan untuk perawat lansia harus berusia 21-35 tahun, pendidikan minimal D3 keperawatan dan membuat surat keterangan bersedia ditempatkan sebagai perawat lansia. Program G to G Jepang memiliki beberapa keunggulan, seperti tersedianya jaminan penempatan dan perlindungan, dilatih selama enam bulan di Jakarta sebelum penempatan di Jepang dan mendapatkan gaji mulai 100.000 hingga 200.000 yen atau Rp13.288.866 - Rp26.577.732 per bulan (kurs 132,89) ditambah tunjangan serta bonus tahunan.
Selain itu kontrak kerja yang ditawarkan yakni tiga tahun bagi kandidat nurse dan empat tahun bagi kandidat careworker, kedua kandidat berpeluang lolos menjadi nurse dan careworker jika lulus dalam ujan nasional nurse dan careworker di Jepang. "Dari Sumsel sudah banyak yang kerja ke Jepang dari program G to G ini," kata dia menambahkan.
Ia mengingatkan peminat program G to G agar tidak terjebak penipuan pihak-pihak tertentu karena rekrutmen langsung dilakukan pemerintah dan bukan dari agen penyalur tenaga kerja. "Informasi resmi terkait G to G ada di website bp2mi.go.id, biayanya juga relatif lebih kecil karena dibiayai pemerintah," jelas Sri.
Sri menyebut peminat program G to G Jepang dari Sumsel cukup banyak setiap tahunnya, namun kebanyakan peminat terkendala kemampuan bahasa asing yang masih di bawah standar kecakapan minimal. Persoalan itu menjadi perhatian tersendiri bagi calon pekerja ke Jepang agar kemampuan bahasa asing disiapkan jauh-jauh sebelum mendaftarkan diri, sebab G to G Jepang masih akan dibuka selama lima tahun ke depan.