Rabu 10 Mar 2021 13:28 WIB

Imam Australia Edukasi Misinformasi Vaksin Covid-19

Imam Australia berdakwah pada jamaah dan komunitas Muslim menyoal pentingnya vaksin.

Rep: Zainur mahsir Ramadhan/ Red: Esthi Maharani
Vaksin Covid-19 (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Vaksin Covid-19 (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID, MELBOURNE — Imam Masjid Elsedeaq Heidelberg di Melbourne, Australia, Alaa Elzokm merasa jika Allah memang tidak akan membuat penyakit tanpa menunjuk obat untuk penyakit tersebut. Dengan keyakinan tersebut, ia berupaya untuk memerangi informasi salah tentang vaksin di komunitas Muslim setempat.

"Itu selalu dari orang-orang yang mengatakan 'orang mengatakan ini, orang mengatakan itu', tetapi tidak pernah dari seorang ahli yang sebenarnya," kata imam Elzokm dikutip dari About Islam, Rabu (10/3).

Dia menambahkan, kebanyakan orang saat ini hanya bingung tanpa tahu harus berbuat apa. Terlebih, ketika semakin banyak orang yang mendengar teori-teori konspirasi.

Untuk meninggalkan perpektif seperti itu, dalam setahun terakhir Elzokm melakukan dakwah pada jamaah dan komunitas Muslim menyoal pentingnya vaksin. Mendukung kegiatan itu, ia kerap mengadakan acara daring dengan beberapa dokter dengan tujuan untuk menghilangkan kecemasan yang mungkin dimiliki orang tentang vaksinasi.

“Kami merasa perlu membicarakan masalah ini, karena orang-orang memiliki pertanyaan. Kami mengharapkan mereka untuk menanyakan tentang agama yang diizinkan dari vaksin tersebut, jadi kami mengerjakan dan mengeluarkan fatwa,” jelas Elzokm.

Ashraf Chehata, seorang ahli bedah ortopedi dan wakil presiden Muslim Health Professionals Australia yang terlibat dalam upaya Elzokm, mengatakan bahwa dia merasa bertanggung jawab untuk memberikan informasi yang lebih baik kepada komunitasnya. Walaupun, ide dasarnya ia sebut hanya berupa percakapan informasi medis yang bisa diterima dengan mudah.

“Saya merasa saya memiliki tanggung jawab kepada komunitas secara luas - bukan hanya komunitas Muslim - dan saya menyukai tanggung jawab itu, itu adalah sesuatu yang harus saya hormati.” ungkap dia.

Chetata dan Elzokm hanya dua dari banyak orang yang berpartisipasi dalam pengembangan fatwa Vaksin Coronavirus di Australia. Mereka menyatakan bahwa vaksin Pfizer dan AstraZeneca halal bagi umat Islam.

Sebagai informasi, Muslim Australia membentuk 2,6 persen dari 26 juta populasi, menurut sensus terakhir pada 2016. Jumlah ini naik dari 2,2 persen pada sensus 2011. Di Australia, diketahui telah ada 29.037 kasus baru yang dikonfirmasi, termasuk 909 kematian yang terjadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement