IHRAM.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pejabat Malaysia menyambut baik keputusan Arab Saudi meningkatkan kuota haji tahunan sebesar 10 ribu. Keputusan ini diambil setelah kunjungan resmi Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin ke Riyadh beberapa hari lalu.
Muhyiddin mengakhiri perjalanan empat harinya ke Kerajaan, Rabu (10/3). Ia mengatakan telah meminta peningkatan kuota selama pertemuan dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman atas undangannya dia tiba di Riyadh.
Saat ini, kuota haji Malaysia adalah 31.600 jamaah. Dilansir di Arab News, Jumat (12/3), Muhyiddin mengatakan penambahan kuota akan diberlakukan saat situasi haji kembali normal pascapandemi Covid-19.
Dewan Dana Peziarah Haji Malaysia (TH) memuji keputusan Kerajaan dan upaya perdana menteri. Mereka mengatakan keputusan itu akan mengurangi waktu tunggu orang Malaysia untuk menunaikan ibadah haji dan memberikan lebih banyak kesempatan bagi mereka di masa depan.
"TH akan membuat berbagai persiapan baik di dalam negeri maupun di tanah suci, untuk memastikan implementasi yang mulus, serta memberikan kemudahan bagi Muslim Malaysia untuk menjalankan rukun Islam kelima," kata dewan tersebut.
Selama kunjungan, selain penambahan kuota haji, Muhyiddin juga menandatangani tiga perjanjian dengan Menteri Luar Negeri Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, dan mitranya dari Malaysia, Hishammuddin Hussein. Kesepakatan pertama tentang pembentukan Dewan Koordinasi Saudi-Malaysia, kesepakatan kedua tentang perampingan kedatangan jamaah, dan yang ketiga adalah nota kesepahaman di bidang urusan Islam.
Analis politik dari Universitas Teknologi Malaysia, Azmi Hassan, mengatakan kunjungan Perdana Menteri, terutama peningkatan kuota haji, merupakan perkembangan yang baik untuk hubungan Saudi-Malaysia. "Ini benar-benar berita gembira, karena hubungan baik dengan Kerajaan dipandang sangat kritis oleh Muslim Malaysia, jadi kunjungan tersebut tidak diragukan lagi akan menempatkan hubungan di jalur yang benar," katanya.
Ia juga menambahkan, beberapa keputusan yang sebelum diambil Pemerintah Malaysia, seperti pembatalan Pusat Perdamaian Global Raja Salman di Kuala Lumpur, telah memperburuk hubungan tersebut.
Arab Saudi disebut sebagai mitra dagang utama Malaysia di Teluk. Pemulihan ekonomi usai pandemi menawarkan peluang bagi ekspor negara Asia Tenggara.
Atas kunjungan kerja yang dilakukan PM Malaysia, ia menyebut ada kepentingan bersama yang bisa diraih. Keuntungan dari kunjungan tersebut tidak hanya terbatas pada sektor ekonomi, tetapi yang lebih penting adalah geopolitik kedua negara.
"Kunjungan tersebut akan menghidupkan kembali hubungan baik antara negara-negara, terutama ketika Riyadh dan Malaysia berpengaruh di negara-negara Muslim," kata Azmi Hassan.
Direktur Institut Asia di Universitas Tasmania, Prof James Chin, menyebut kunjungan Muhyiddin sangat penting bagi perdana menteri itu sendiri, untuk menopang kredensial sebagai pemimpin negara. Menurutnya, PM Malaysia telah menghadapi masalah politik di dalam negeri.
"Dia perlu menunjukkan dia adalah seorang perdana menteri, dan perlu mengunjungi negara asing untuk menunjukkan kedudukan pribadi," katanya.
https://www.arabnews.com/node/1823726/saudi-arabia