Rabu 17 Mar 2021 17:08 WIB

Arab Saudi Nyaris Normalisasi dengan Israel

Mantan Penasihat Trump Sebut Saudi Nyaris Normalisasi dengan Israel

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Muhammad Subarkah
 Umat Muslim, yang menjaga jarak, melakukan sholat Jumat saat mereka tiba untuk menunaikan Umrah, di Masjidil Haram, di kota suci Mekkah, Arab Saudi, 26 Februari 2021.
Foto: Saudi Press Agency/Handout via REUTERS
Umat Muslim, yang menjaga jarak, melakukan sholat Jumat saat mereka tiba untuk menunaikan Umrah, di Masjidil Haram, di kota suci Mekkah, Arab Saudi, 26 Februari 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Mantan penasihat senior Gedung Putih Jared Kushner mengatakan, sebelum era pemerintahan presiden Donald Trump berakhir, terdapat empat negara Muslim yang nyaris melakukan normalisasi diplomatik dengan Israel. Mereka adalah Arab Saudi, Qatar, Oman, dan Mauritania.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan Wall Street Journal, Kushner mengungkapkan pemerintahan Trump menyaksikan sisa-sisa terakhir dari konflik Arab-Israel. Kushner menulis, salah satu alasan konflik Arab-Israel bertahan begitu lama adalah karena mitos bahwa hal itu hanya dapat diselesaikan setelah Israel dan Palestina berdamai. "Itu tidak pernah benar," katanya, seperti dikutip laman Middle East Monitor, Selasa (16/3).

Dia berpendapat normalisasi diplomatik yang telah dilakukan beberapa negara Muslim mengungkap bahwa konflik Israel-Palestina tidak lebih dari perselisihan real-estate antara kedua belah pihak. Hal itu, menurutnya, tidak perlu merambat lebih luas ke hubungan Arab-Israel.

Kushner menyebut konflik Israel-Palestina dapat diselesaikan ketika kedua belah pihak menyetujui garis batas yang sewenang-wenang. Saat Israel melakukan normalisasi dengan Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain, kemudian disusul oleh Sudan serta Maroko, terdapat beberapa negara lain yang hendak mengikuti jejak tersebut.

"Ada juga beberapa negara lagi yang hampir bergabung dengan Abraham Accords, termasuk Oman, Qatar dan Mauritania. Hubungan ini harus diupayakan secara agresif, setiap kesepakatan merupakan pukulan bagi mereka yang lebih memilih kekacauan," kata Kushner.

Arab Saudi pun masuk daftar negara yang siap melakukan normalisasi dengan Israel. "Yang terpenting, normalisasi antara Arab Saudi dan Israel sudah terlihat. Kerajaan mencelupkan kaki ke dalam air dengan memberikan hak penerbangan ke Israel dan, yang terbaru, mengizinkan tim balap Israel untuk berpartisipasi dalam Reli Dakar," kata Kushner.

Menurut Kushner rakyat Saudi mulai melihat bahwa Israel bukanlah musuh mereka. "Hubungan dengan Israel adalah untuk kepentingan nasional Saudi dan dapat dicapai jika pemerintahan (Presiden AS Joe) Biden memimpin," ucapnya.

Dia meminta Biden tidak menyia-nyiakan apa yang telah dilakukan Trump untuk mencapai Abraham Accords. "Mengikuti peta jalan baru akan mencegah pemerintahan Biden mengulangi kesalahan masa lalu dan membuka peluang bagi bisnis AS," katanya, menunjuk pada dana investasi UEA sebesar 10 miliar dolar AS untuk Israel.

Kushner menekankan dunia Arab tak lagi memboikot negara Yahudi. Dia berpendapat hubungan mereka akan berkembang. Pada Agustus 2020, UEA dan Bahrain menandatangani perjanjian damai dengan Israel. Perjanjian damai tersebut dikenal dengan nama Abraham Accords. Pemerintahan Trump berperan besar dalam memediasi serta menjembatani ketiga pihak terkait.

Dalam perjanjian normalisasi itu, Bahrain dan UEA setuju membuka penerbangan langsung dari dan ke Israel. Para pihak pun sepakat membuka kedutaan besar di negara masing-masing. Normalisasi Israel dengan Bahrain dan UEA merupakan pukulan besar bagi perjuangan kemerdekaan Palestina.

Palestina, yang selama ini selalu mendapat dukungan penuh dari negara Arab, memandang kesepakatan normalisasi sebagai sebuah tusukan dari belakang. Selain Bahrain dan UEA, pemerintahan Trump membantu Israel mencapai kesepakatan serupa dengan Sudan dan Maroko. 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement