IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Literasi atau pemahaman masyarakat terhadap wakaf sangat penting untuk dikembangkan sehingga lahir beragam produk keilmuan wakaf. Namun, sampai saat ini, indeks literasi wakaf secara nasional mendapatkan skor 50.48 dan masuk dalam kategori rendah. Adanya fenomena atau fakta itu, membuat diskursus mengenai wakaf sangat penting untuk dikaji dam disebarluaskan mengenai potensi wakaf.
Sebagai respons terhadap isu diatas, Badan Wakaf Indonesia akan melaunching Pendirian PAU (Pusat Antar Universitas) bidang perwakafan secara serentak bersama 20 Perguruan Tinggi di Indonesia secara Hybrid (melalui offline dan online virtual zoom meeting) pada Kamis Pagi, (18/03), di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Jawa Barat.
PAU (Pusat Antar Universitas) bidang perwakafan yang diluncurkan sekarang ini menggandeng perguruan tinggi negeri dan swasta sebagai anggotanya atau disebut dengan istilah Institutional membership.
Bersamaan even peluncuran PAU bidang perwakafan, juga akan dihelai Webinar online dengan tema ”Menguatkan Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Nasional di Bidang Wakaf” dengan narasumber dari beberapa Perguruan Tinggi terbaik di Indonesia.
Ketua Pelaksana Badan Wakaf Indonesia Prof Muhammad Nuh mengatakan dengan lahirnya PAU bidang perwakafan dilahirkan dapat memberikan output berupa Penguatan database wakaf, BWI Working Paper Series (BWPS) yang ditargetkan sebulan sekali terbit, Publikasi Jurnal Ilmiah Wakaf level nasional maupun internasional, Konfrensi Wakaf tingkat nasional dan Internasional, artikel wakaf di media massa, dan lainnya.
“Output PAU nantinya Penguatan database wakaf, BWI Working Paper Series, (BWPS), ditargetkan sebulan sekali terbit, Jurnal Al-Awqaf, Publikasi lain (jurnal internasional, konferensi, artikel media massa, dll),” ujar Prof. Mohammad Nuh, Rabu (17/3).
Menambahkan, mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) itu mengungkapkan, dengan terbentuknya PAU bidang perwakafan nantinya bisa menciptakan beragam produk keilmuan wakaf dari Indonesia, pengelolaan wakaf yang profesional, transparan dan akuntabel, serta lahirnya kebijakan berbasis riset yang memperkuat sistem perwakafan.
Kehadiran PAU bidang perwakafan diharapkan menjadi pionir terciptanya digitalisasi data wakaf yang terintegrasi dalam satu data base nasional bisa diakses semua elemen masyarakat. Sehingga tercipta transparansi data pengelolaan wakaf yang mampu meningkatkan public trust masyarakat terhadap pengelolaan wakaf. Sehingga berdampak meningkatknya jumlah wakif dan asset wakaf di Indonesia.
“Untuk membantu literasi dan sosialisasi Wakaf, sudah saatnya melakukan migrasi transformasi digital system untuk perkembangan perwakafan nasional guna meningkatnya kepercayaan masyarakat dan akuntabilitas Nazhir,” pungkas M. Nuh.
Selain dihadiri 20 Perguruan Tinggi ternama, rencananya, launching PAU pengembangan wakaf akan diikuti ribuan peserta yang terdiri dari perwakilan Kementrian Agama pusat dan daerah, pengurus BWI perwakilan tingkat Provinsi, Kabupaten atau Kota, Lembaga Keuangan Syariah (LKS) – Penerima Wakaf Uang (PWU), Ormas Islam ternama di Indonesia, Stakeholder terkait, mahasiswa, pemerhati wakaf, dan Masyarakat umum melalui virtual zoom meeting.