IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny mengisahkan, bahwa Ali bin al-Muwaffaq seorang wali Allah bercerita. Suatu ketika ia sedang duduk-duduk di Masjidil Haram di Makkah.
"Ketika itu ia sedang menunaikan hajinya yang ke enam puluh kali," kata Abdurrahman dalam bukunya "198 kisah Haji wali-wali Allah"
Dalam pikirannya terlintas bahwa 60 kali menaikkan Haji sudah mencukupi, dan ia tidak berniat tidak perlu lagi mengunjungi maka untuk berhaji. Karena Beberapa lama ia harus melintas padang pasir yang terbentang luas dan tidak berpenghuni untuk menaikkan haji.
"Tentu ini perjuangan yang sangat berat," katanya
Dengan pikiran tersebut ia tertidur dan terdengar sebuah suara berkata kepadanya. "Hai Ibnu Muwaffaq. Apabila engkau menjemput orang orang untuk datang ke rumahmu, tentu engkau akan menjemput orang yang paling engkau sukai."
"Sungguh suatu Rahmat yang tinggi bagi orang yang Allah sendiri menjemputnya untuk hadir di rumah-Nya. Dengan menunaikan Haji."
Kemudian suara itu mengungkapkan syair.
"Mereka yang mencintai-Ku adalah orang yang Aku jemput untuk menziarahu Ku dan bukan orang lain. Mereka mendatangi rumah-Ku dengan kemuliaan, maka mereka telah diberkahi dan dirahmati yang mengajak mereka."
Ali bin Al Muwwffaq adalah seorang tukang sepatu miskin di damaskus. Namun, kemiskinannya tidak menghalanginya untuk senantiasa beribadah kepada Allah.
Bahkan dia senantiasa berjuang untuk mendahulukan kepentingan menaati Allah daripada urusan duniawinya. Dengan pengorbanannya yang demikian, Allah telah mengangkat dirinya ke derajat para wali Allah.