IHRAM.CO.ID,SOLO -- Bank Indonesia (BI) berupaya mendorong pemerintah daerah untuk memfasilitasi ekspor di sejumlah sektor berpotensi besar, di antaranya tekstil dan produk tekstil (TPT).
"Terkait dengan pemulihan ekonomi ini, BI Jawa Tengah merekomendasikan kepada pemda, salah satunya memfasilitasi ekspor, ini untuk jangka pendek," kata Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan BI Jawa Tengah Iss Savitri Hafid pada kunjungan anggota Komisi XI DPR RI di Solo, Kamis (25/3).
Selain itu, dikatakannya, untuk rencana jangka menengah yang direkomendasikan oleh BI kepada pemerintah daerah adalah ekspor alas kaki dan pengolahan kopi. Ia mengatakan kondisi ini sejalan dengan sektor unggulan Jawa Tengah yang selama ini memberikan kontribusi cukup besar terhadap produk domestik regional bruto (PDRB).
Pihaknya mencatat, untuk sektor unggulan tersebut yaitu industri pengolahan dengan kontribusi sebesar 34,6 persen dan disusul sektor pertanian sebesar 14,8 persen. Sedangkan jika dirinci lagi, untuk industri pengolahan ini didominasi oleh kelompok makanan dan minuman sebesar 37 persen.
"Sedangkan berdasarkan ekspor, dari sektor unggulan tersebut produk unggulannya adalah TPT sebesar 42 persen, diikuti oleh furnitur sebesar 20 persen," katanya.
Sementara itu, dikatakannya, BI sendiri terus berupaya untuk memberikan pendampingan kepada UMKM agar bisa naik kelas, salah satunya dengan melakukan kegiatan promosi. "Kami terus melakukan pengembangan dengan melakukan kurasi, total ada 850 UKM dari seluruh Jawa Tengah dan 101 di antaranya telah lulus untuk kualitas ekspor," katanya.
Selain itu, pihaknya juga memfasilitasi "bussiness matching" kepada 232 UMKM. Ia mengatakan untuk "bussines matching" yang sudah dilakukan, di antaranya ke Australia, Jepang, dan Singapura.
"Ke depan, kami akan menggelar 'showcase' produk artisan Jawa Tengah di Singapura, tepatnya pada bulan April yang kurasinya telah diselesaikan. Selain itu, saat ini sedang berlangsung 'showcase' di Tokyo. Ke depan kami juga akan membuka peluang 'showcase' di negara lain," katanya.
Ia mengatakan selain membuka ekspor untuk memperbaiki "current account defisit", BI juga mendorong UMKM memanfaatkan pemasaran secara digital. "Hingga saat ini sudah ada sebanyak 185 UMKM yang melaksanakan 'onboarding' baik mandiri maupun difasilitas BI. Kami juga mendorong sistem pembayaran melalui implementasi QRIS, sejauh ini sudah ada 535.444 merchant UMKM yang sudah memanfaatkan QRIS sebagai kanal pembayaran nontunai," katanya.
Ia optimistis dengan berbagai upaya tersebut pemulihan ekonomi di Jawa Tengah akan terus membaik menyusul perkiraan bahwa di tahun ini fase pemulihan masih akan terus berlangsung. "Sebagai lini indikatornya adalah indeks keyakinan konsumen yang terus membaik di awal 2021, ditengarai ekspektasi masyarakat akan kondisi ekonomi ke depan yang lebih baik meski belum kembali ke posisi sebelum pandemi," katanya.