Sementara sebagian besar negara di dunia telah dicengkeram oleh krisis terusan Suez dan dampaknya terhadap perdagangan global, lebih sedikit perhatian diberikan pada efek langsungnya terhadap ekonomi Mesir. Padahal, negara Timur Tengah ini bergantung pada kanal untuk mendapatkan pendapatan hingga miliaran dolar AS.
Samia mengatakan kapal itu mungkin adalah ‘tamu berat’ ungkapan yang dikenal sebagai pengunjung tak diinginkan di Mesir. Meski khawatir dengan dampak potensial pada perekonomian, sejauh ini, ia belum melihat perubahan signifkan.
“Kami terus mendengar berita bahwa ini adalah masalah besar dan harga dolar terpengaruh. Kami berharap pound Mesir tetap sama,” jelas Samia.
Sementara itu, Tamer mengatakan jalur kapal di kanal melambangkan harapannya agar suatu hari bisa pergi merantau, keluar dari Manshiyet al-Rugola. Ia juga menyebut banyak temannya ingin beremigrasi, bahkan sekalipun harus menggunakan cara ilegal seperti menaiki kapal ke Eropa.
“Saya mendengar kapal ini akan menuju Belanda. Saya berharap bisa tinggal di sana dan hanya mengunjungi Manshiyet al-Rugola saat liburan,” kata Tamer.