IHRAM.CO.ID, TEHERAN -- Iran terjebak dalam kampanye vaksinasi yang gagal. Warga Iran yang kaya raya dapat langsung mendapatkan vaksin sedangkan mereka yang miskin belum mendapatkan kepastian nasib mereka akan vaksin Covid-19.
"Mengapa masker wajahmu tidak dipakai dengan benar? Apakah kamu salah satu yang beruntung yang mendapat suntikan?" tanya seorang penumpang taksi kepada pengemudinya.
Pengemudi paruh baya yang menggunakan masker di bawah hidungnya itu, lalu tertawa terbahak-bahak, seraya menjawab, "Oh tidak, tentu saja tidak. (Vaksin) hanya untuk orang-orang yang lebih baik daripada kami," ujar pengemudi tersebut.
Saat ini, ketika negara Timur Tengah menghadapi gelombang keempat virus corona, Iran adalah negara yang paling parah terkena dampak pandemi. Hanya mereka yang kaya raya yang paling memiliki akses untuk mendapatkan vaksin Covid-19.
Pada Januari, pemerintah Iran berjanji untuk memproduksi vaksin lokal, mengimpor dua juta suntikan dari Rusia pada 20 Maret, membuat vaksin dengan Kuba, dan bahkan mengekspornya ke dunia. Namun, sejauh ini Iran hanya mengimpor 785 ribu dosis vaksin Rusia, India dan China, jauh dari target kampanye vaksinasi untuk 83 juta warga Iran.
Pada 4 Februari, Presiden Hassan Rouhani, di bawah tekanan publik, mengumumkan kedatangan 20 ribu dosis vaksin Sputnik. Para politisi Teheran saling memberi selamat karena telah mengimpor suntikan meskipun ada sanksi keras dari AS.
Pada 19 Februari, para pejabat mengumumkan dimulainya kampanye vaksinasi Covid-19 Iran. Putra Menteri Kesehatan Saeed Namaki, Parsa Namaki, menjadi orang pertama yang menerima suntikan vaksin.
Kementerian kesehatan telah mengumumkan bahwa orang tua, orang-orang yang berisiko tinggi dan petugas kesehatan akan mendapatkan suntikan prioritas. Namun hingga kini, Iran belum benar-benar memulai peluncuran vaksinasi nasional tersebut.
Tidak ada pusat vaksinasi publik yang didirikan negara. Tidak ada data yang tersedia untuk umum mengenai jumlah orang yang telah menerima vaksin dan yang belum.
Yang memperoleh vaksin, hanyalah mereka yang memiliki koneksi tinggi atau yang mampu melakukan perjalanan ke luar negeri untuk mendapatkan vaksin. Sementara warga Iran lainnya terjebak dalam ketidakpastian tanpa akhir kapan akan mendapatkan vaksin tersebut.
Bukan hanya masyarakat Iran, bahkan para profesional kesehatan Iran pun mengaku tidak yakin dengan pernyataan-pernyataan pemerintah akan pemenuhan vaksin.
"Yang kami lihat hanyalah pertunjukan," kata kepala departemen penelitian perusahaan farmasi Iran tanpa menyebut nama, dilansir dari Middle East Eye, Selasa (6/4).