IHRAM.CO.ID, ABU DHABI -- Arab Saudi berencana untuk mendirikan 70 juta pembudidayaan benih ikan yang terbesar di kawasan MENA. Rencana ini dicanangkan sebagai salah satu upaya meningkatkan industri akuakultur bernilai jutaan dolar, yang kini sedang berkembang.
Di hadapan Menteri Lingkungan Hidup, Air dan Pertanian Saudi, Abdulrahman Al-Fadhli, Perusahaan NEOM dan Perusahaan Ikan Tabuk menandatangani Nota Kesepahaman (MoU). Kerja sama ini bertujuan untuk memperluas produksi perikanan budidaya lokal dan menerapkan teknologi budidaya perikanan generasi baru di wilayah NEOM.
MoU ini juga mencakup pengembangan perikanan untuk mempromosikan industri akuakultur di wilayah tersebut, baik di dalam danau buatan maupun perairan alami. Tak hanya itu, kerja sama akan dilakukan guna membangun infrastruktur yang kokoh di Kerajaan. Hal ini sejalan dengan Visi 2030, yang bertujuan untuk mendiversifikasi ekonomi dan sumber pendapatan negara.
Dilansir di Gulf News, Rabu (7/4), pembenihan nantinya akan beroperasi dengan kapasitas 70 juta bibit. Kuantitas ini menjadikannya sebagai yang terbesar di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara.
Berbekal dana pengembangan 1,3 miliar riyal Saudi, para pejabat Saudi telah menyusun rencana ambisius yang bertujuan membuat negara itu mandiri dalam produksi makanan laut. Di saat yang sama, mereka ingin memperluas pasar di luar negeri.
Sebagai bagian dari serangkaian inisiatif yang dirancang untuk merangsang investasi dan pertumbuhan di sektor akuakultur domestik, Kerajaan telah menetapkan target produksi tahunan sebesar 600.000 ton pada tahun 2030.
CEO Program Pengembangan Perikanan Nasional sekaligus Direktur Jenderal Departemen Perikanan Kementerian Lingkungan Hidup, Air dan Pertanian, Dr. Ali Al Sheikhi, menjelaskan kesepakatan ini merupakan titik balik yang fundamental.
Anggapan ini muncul utamanya dengan masuknya perusahaan penting seperti NEOM Company untuk berinvestasi di industri akuakultur. Langkah ini dipandang sebagai salah satu industri yang paling menjanjikan dan efektif, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan mencapai ketahanan pangan.
Di sisi lain, CEO NEOM, Nadhmi Al Nasr, mengatakan ia merasa senang bisa bekerja sama dengan Perusahaan Ikan Tabuk, untuk memperkenalkan teknologi dan pendekatan baru budidaya perairan, guna meningkatkan semua aspek pertanian dan keberlanjutan.
"Kapasitas dan sifat inovatif dari tempat penetasan, dikombinasikan dengan teknologi terbaik, akan membantu menempatkan Arab Saudi di garis depan budidaya laut berkelanjutan," kata dia.
Ketua Perusahaan Ikan Tabuk, Nasser A. Al Sharif, juga menyambut baik kolaborasi tersebut. Ia mengatakan kolaborasi dengan NEOM awalnya akan berfokus pada menciptakan pembenihan ikan mutakhir untuk menghasilkan pekerjaan lokal.
"Kerja sama ini juga akan menarik perusahaan teknologi top ke NEOM, memungkinkan Tabuk Fish Company untuk membangun berbagai peluang bisnis baru dan berdampak positif di kawasan NEOM dan sekitarnya," ujarnya.
Budidaya perikanan saat ini merupakan sektor makanan dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Industri ini menyumbang lebih dari 50 persen dari total pasokan makanan laut global.
Dengan konsumsi makanan laut di Kerajaan yang diproyeksikan tumbuh 7,4 persen setiap tahun, pertumbuhan akuakultur yang berkelanjutan dinilai sebagai kunci untuk memenuhi permintaan ini.
Cara ini juga diharap dapat mengurangi tekanan pada stok ikan liar, yang berada di bawah tekanan di wilayah tersebut dan di seluruh dunia, karena penangkapan ikan yang berlebihan.