IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Bila masjid adalah ekspresi berserah diri kepada yang Maha Kuasa. Kemudian madrasah adalah ekspresi conta kepada ilmu, dan Istana adalah ekspresi para penguasa, maka ribat adalah ekspresi kehidupan para sufi.
Sebelum dikenal dengan rumah para sufi, Ribat lebih dahulu menunjukkan benteng perbatasan daerah kekuasaan Islam. Biasanya ribat dilengkapi dengan menara pengawas. Di dalam ribat, tentara Muslimin melakukan aktivitas latihan militer di samping kegiatan ibadah. Artinya, di dalam ribat berlangsung dua kegiatan sekaligus, militer dan ibadah.
Ribat dalam arti ini banyak ditemukan pada abad ke-8. Seiring waktu, istilah tersebut bergeser menjadi madrasah bagi kaum sufi. Ribat adalah tempat bagi pembinaan, penggembelengan, dan ibadah kepada Allah SWT. Istilah ribat banyak digunakan di daerah Afrika Utara, seperti Maroko dan Tunisia. Di beberapa tempat lain tempat serupa dengan ribat dikenal dengan zawiat di Arab, Khanqah di India, dan Tekke di Turki.
Istilah ribat sendiri diambil dari firman Allah SWT di surah al-Anfal ayat 60. "Dan siapkanlah untuk menghadapi kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dari ribaty al khail (kuda kuda yang ditambat untuk berperang) ...."