IHRAM.CO.ID, ANKARA— Hubungan Turki dan Mesir beberapa tahun terakhir merenggang. Hal ini dilatarbelakangi sejumlah faktor, antara lain konflik di Libya dan larinya sebagian anggota Ikhwanul Muslimin ke Turki.
Namun belakangan, Turki akan mengirim delegasi yang dipimpin oleh wakil menteri luar negerinya ke Mesir pada awal Mei, ketika Ankara meningkatkan dorongan untuk memperbaiki hubungan yang tegang dengan Kairo setelah bertahun-tahun permusuhan.
Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu, Kamis (15/4). Bulan lalu, Turki mengatakan telah melanjutkan kontak diplomatik dengan Mesir dan ingin kerja sama lebih lanjut, delapan tahun setelah hubungan hancur karena tentara Mesir menggulingkan presiden Ikhwanul Muslimin yang dekat dengan Ankara pada 2013.
Mencairnya hubungan antara pusat kekuatan regional bisa berdampak di sekitar Mediterania. Mereka telah mendukung pihak-pihak yang bersaing dalam perang di Libya dan menandatangani kesepakatan maritim yang saling bertentangan dengan negara-negara pesisir lainnya.
Tetapi Cavusoglu mengatakan pada Rabu (14/4) bahwa periode baru telah dimulai dalam hubungan Turki-Mesir. Berbicara dalam wawancara dengan penyiar NTV, Cavusoglu mengatakan Kairo telah mengundang delegasi Turki untuk mengunjungi Mesir pada pekan pertama Mei untuk membahas hubungan.
Dia menambahkan bahwa pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukry, yang dia ajak bicara pada akhir pekan, akan berlangsung setelah pembicaraan itu.
"Pihak Mesir mengundang delegasi dari Turki ke negara mereka pada pekan pertama Mei. Kondisi di antara kita sudah matang, pertemuan bisa dilanjutkan," kata Cavusoglu.
Kairo mengatakan tindakan Turki "harus menunjukkan keselarasan dengan prinsip-prinsip Mesir" untuk menormalkan hubungan. Bulan lalu, Ankara meminta saluran TV oposisi Mesir yang beroperasi di Turki untuk melunakkan kritik mereka terhadap Kairo, dalam langkah konkret pertama yang bertujuan meredakan ketegangan diplomatik.