Sabtu 17 Apr 2021 05:46 WIB

Temuan di Spanyol Ungkap Cara Masakan Muslim Bertahan

Temuan mengungkapkan bukti praktik makanan Muslim yang dilakukan secara rahasia

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Granad
Foto:

Dilansir the Conversation, Jumat (16/4), limbah yang dibuang dari persiapan makanan dan konsumsi dalam endapan arkeologi sebagian besar adalah fragmen tulang hewan serta sisa-sisa tumbuhan dan peralatan makan keramik. Ini memberikan catatan yang tak ternilai dari praktik kuliner rumah tangga masa lalu. Khususnya tulang hewan terkadang dapat dihubungkan dengan pola makan tertentu yang dianut oleh komunitas agama yang berbeda.

Mayoritas tulang di dalam sumur di Cartuja berasal dari domba dan sebagian kecil dari sapi. Adanya penemuan bagian daging menunjukkan itu adalah potongan yang disiapkan oleh tukang daging dan dibeli dari pasar bukan dipelihara secara lokal.

Sementara keramik yang ditemukan di samping tulang mencerminkan praktik makan Andalusi yang melibatkan sekelompok orang yang berbagi makanan dari mangkuk besar yang disebut ataifores. Kehadiran mangkuk ini menurun drastis di Granada pada awal abad ke-16. Jadi, kombinasi mangkuk besar, tulang domba dipasangkan, dan tidak adanya babi menunjuk ke rumah tangga Morisco.

Rezim Katolik tidak menyetujui praktik makan bersama ini karena dikaitkan dengan identitas Muslim Andalusi dan akhirnya melarangnya. Konsumsi daging babi menjadi hal terkenal dari pengawasan kebiasaan makan. Daging babi sangat berperan dalam masakan Spanyol termasuk daging olahan yang diekspor secara global, seperti chorizo dan jamón.

Di mata hukum, orang-orang Muslim ini secara resmi beragama Katolik sehingga dianggap bidah jika mereka tetap memegang teguh keyakinan mereka sebelumnya. Selain itu, karena kesetiaan agama dan politik disamakan, mereka juga dianggap sebagai musuh negara. Bisa disimpulkan sampah yang dibuang dari Cartuja merupakan contoh arkeologi pertama dari rumah tangga Morisco. Ini menunjukkan bagaimana beberapa keluarga Andalusi berpegang teguh pada budaya makan tradisional mereka saat dunia berubah setidaknya selama beberapa dekade.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement