Ahad 18 Apr 2021 11:58 WIB

Turki: Yunani Tak Punya Hak Tunjuk Mufti di Wilayahnya

Presiden Turki tegaskan Yunani tak punya hak tunjuk mufti di wilayahnya

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara kepada wartawan setelah melakukan salat Jumat di Masjid Kerem Aydinlar di distrik Uskudar, Istanbul, Turki, pada 16 April 2021.
Foto:

Mega proyek Kanal Istanbul

Turki akan "mengambil langkah proyek pertama" pada Juni membuat salah satu jembatan yang direncanakan untuk menjangkau Kanal Istanbul, sebuah mega proyek yang direncanakan untuk menghubungkan Laut Mediterania dan Laut Hitam di barat laut negara itu, kata Erdogan.

"Ada enam jembatan yang direncanakan untuk tahap pertama. Bisa juga tujuh. Saat ini sudah diambil langkah-langkah dalam desain proyek," ujar dia.

Pada Rabu, Erdogan telah menekankan bahwa Kanal Istanbul akan menghasilkan ketenangan pikiran yang lebih besar bagi bangsa Turki.

"Proyek Kanal Istanbul, yang tidak ada hubungannya dengan Konvensi Montreux, akan membawa Turki kenyamanan dan kedamaian yang lebih besar," kata Erdogan, mengacu pada perjanjian tahun 1936 di Selat Turki, salah satunya - Bosporus - di provinsi Istanbul.

Dengan proyek Kanal Istanbul, kota ini akan memperoleh banyak kekayaan, dan Bosporus akan merasa lega di tengah masalah lingkungan pada tingkat lalu lintas laut saat ini.

Presiden Turki sebelumnya berpendapat bahwa sebagai alternatif dari Selat Bosporus, kanal itu akan mengurangi lalu lintas kapal yang sangat berbahaya di selat, dan khususnya pengiriman bahan berbahaya.

Penutupan kursus Quran di Siprus Utara

Mengenai penutupan kursus Alquran di Siprus Utara, Erdogan mendesak kepala pengadilan tinggi di negara itu untuk segera mengubah keputusan yang salah itu.

"Jika tidak, langkah-langkah yang akan kami ambil akan berbeda terhadap kursus yang ditutup, dan mereka seharusnya tahu hal ini juga," ujar Presiden Turki.

Merujuk pada keputusan baru-baru ini oleh Mahkamah Konstitusi tentang penutupan kursus Alquran di Republik Turki Siprus Utara (TRNC), Erdogan mengatakan pernyataan yang dibuat oleh ketua pengadilan itu "tidak dapat diterima."

"Sekularisme tidak seperti yang mereka pahami, dan Siprus Utara bukanlah Prancis," tegas Erdogan.

Sebelumnya, Direktur Komunikasi Turki Fahrettin Altun mengatakan di Twitter bahwa keputusan penutupan kursus Alquran di TRNC adalah "produk dari pikiran ideologis dan dogmatis."

“Menafsirkan sekularisme dengan cara yang dangkal dan tidak benar merupakan langkah menuju penghapusan hak dan kebebasan fundamental,” tukas Altun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement