IHRAM.CO.ID, PARIS -- Aktivis HAM Arab Saudi, Loujain al-Hathloul, yang ditahan karena mengkampanyekan izin mengemudi bagi perempuan di negara itu dianugerahi Penghargaan Hak Asasi Manusia Vaclav Havel ke-8.
Selain penghargaan bergengsi itu, Majelis Parlemen Dewan Eropa juga menghadiahi Hathloul uang sebesar 60.000 euro (USD72.238) atas perjuangannya dalam membela HAM.
Hathloul, yang dibebaskan pada Februari setelah menghabiskan masa tahanan selama 1.001 hari di penjara, dilarang bepergian ke luar negeri serta berbicara dengan media, tidak hadir dalam upacara penganugerahan.
“Saya sangat bangga dengan kegigihan kaum wanita dalam memperjuangkan keadilan. Banyak sekali hal yang ingin saya sampaikan, tetapi, untuk saat ini, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada para perempuan hebat & @PACE_news," cuit Hathloul pada Senin.
Dia memberi selamat dan berterima kasih kepada dua nominasi lainnya, biarawati dari Ordo Drukpa Nepal, yang mempromosikan kesetaraan gender dan toleransi di desa asal mereka di Himalaya, dan pejuang aktivis HAM dari Kongo Julienne Lusenge, yang telah mendokumentasikan pelecehan seksual dan tindakan kekerasan terhadap perempuan.
Adiknya, Lina Alhathloul, yang menerima penghargaan itu atas namanya, mengatakan bahwa dukungan internasional adalah satu-satunya cara perempuan Saudi dapat mengungkap ketidakadilan di negara mereka.
“Loujain mengorbankan dirinya demi kehidupan yang lebih baik bagi perempuan Saudi. Selama perjuangannya, dia diculik, dipenjara secara ilegal, disiksa secara brutal, ditempatkan di sel isolasi selama berbulan-bulan, dan dijatuhi hukuman sebagai teroris," kata Lina dalam pernyataan tertulis yang dirilis oleh majelis parlemen.
"Selama bertahun-tahun, rezim Saudi berupaya menodai citranya, menghapus dukungan apa pun untuknya, dan membuatnya dilupakan,” lanjut dia.
Hathloul ditahan pada Mei 2018 bersama dengan beberapa aktivis perempuan lainnya.
Dia berada di garis terdepan dalam mengkampanyekan hak perempuan untuk mengemudi di ruang publik.
Sesudah penangkapannya, Putra Mahkota Mohammed bin Salman pun melakukan serangkaian reformasi termasuk mencabut larangan mengemudi dan mengizinkan perempuan mengemudi di publik.
Setelah dibebaskan, keluarga Hathloul terus menuntut keadilan karena Hathloul mengalami penyiksaan selama di penjara. Pengadilan Saudi membantah tuduhan tersebut, dengan alasan kurangnya bukti.