Kamis 22 Apr 2021 13:53 WIB

Turki Tunda Pembicaraan Perdamaian Afghanistan

Keputusan tersebut diambil setelah Ankara berkonsultasi dengan PBB, AS dan Qatar

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu
Foto: Matthias Balk/dpa via AP
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu

IHRAM.CO.ID, ANKARA – Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan konferensi perdamaian Afghanistan yang diagendakan dihelat di negaranya ditunda. Keputusan tersebut diambil setelah Ankara berkonsultasi dengan PBB, Amerika Serikat (AS), dan Qatar.

"Kami pikir akan bermanfaat untuk menundanya. Kami berkonsultasi dengan Qatar, AS, dan PBB dan memutuskan untuk mengadakannya setelah perayaan Ramadan serta Idul Fitri," kata Cavusoglu, dikutip laman Afghanistan Times, Rabu (21/4).

Cavusoglu menekankan konferensi perdamaian Afghanistan tidak akan berarti tanpa bergabungnya Taliban. “Saat ini, kami memutuskan untuk menundanya karena tidak ada kejelasan tentang pembentukan delegasi dan partisipasi. Tujuannya bukan untuk memulai pembicaraan alternatif ke Doha, tapi berkontribusi pada proses tersebut,” ujarnya.

Cavusoglu tidak mengutarakan secara gamblang tentang alasan penundaan. Namun pernyataan Taliban yang enggan menghadiri pertemuan tersebut dianggap sebagai alasan utama. Pembicaraan perdamaian intra-Afghanistan sudah digelar terlebih dahulu di Doha, Qatar. Tapi tak ada kemajuan signifikan dalam prosesnya.

Guna merangsang negosiasi lebih lanjut, Pemerintah Afghanistan sempat menyatakan siap mendiskusikan penyelenggaraan pemilu. “Kami siap berdiskusi tentang penyelenggaraan pemilu yang bebas, adil, dan inklusif di bawah naungan komunitas internasional. Kami juga dapat berbicara tentang tanggal pemilihan dan mencapai kesimpulan," kata Presiden Afghanistan Ashraf Ghani saat membuka sidang parlemen pada 6 Maret lalu.

Dia menekankan transfer kekuasaan melalui pemilu adalah prinsip yang tak bisa dinegosiasikan. "Saya menyarankan mereka yang pergi ke gerbang ini atau itu untuk mendapatkan kekuasaan adalah bahwa kekuatan politik di Afghanistan memiliki gerbang, dan kuncinya adalah suara rakyat Afghanistan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement