Kamis 22 Apr 2021 14:03 WIB

Keluarga Muslim Disajikan Burger Babi Saat Karantina

Keluarga muslim Inggris Pakistan mengeluhkan kondisi dan layanan karantina di Inggris

Rep: Rizky suryarandika/ Red: Esthi Maharani
Warga di Inggris menerima suntikan vaksin Covid-19
Foto: REUTERS/CARL RECINE
Warga di Inggris menerima suntikan vaksin Covid-19

IHRAM.CO.ID, LONDON -- Keluarga Muslim Inggris-Pakistan disajikan burger babi saat menjalani masa karantina di hotel yang dirujuk oleh pemerintah Inggris. Keluarga itu mengeluhkan kondisi dan layanan karantina di Inggris.

Keluarga tersebut membayar Rp 81 juta untuk menempati hotel tersebut. Namun mereka diberi makanan yang bertentangan dengan keyakinan agama. Keluarga Muslim tersebut mengatakan tetap tak bisa makan ketika mereka ditawari makanan selain daging babi asap dan burger babi. Sebab makanan yang diberikan basi dan sudah keras.

Naheeda Khan, sang ibu, mengatakan bahwa menginap di hotel dengan cara dipaksakan adalah suatu mimpi buruk.

"Makanannya sangat buruk. Makanan datang dalam keadaan dingin dan benar-benar tidak berasa hampir tidak bisa dimakan. Mereka memberi kami burger babi dan panini yang tidak bisa kami makan karena kami Muslim. Anak-anak baru saja makan sereal dan keripik," kata Khan dilansir dari Arab News pada Kamis (22/4).

Khan menceritakan mereka terpaksa makan di tempat tidur karena hanya diberikan satu kursi. Kondisi itu membuat tempat tidur berantakan.

"Kemudian selama tiga atau empat hari kami menelepon dan meminta mereka untuk membawakan kami seprai bersih. Kami tidak punya pilihan selain tidur di atasnya. Benar-benar menjijikkan," ujar Khan.

Khan menambahkan situasinya diperburuk oleh pembatasan olahraga. Kondisi itu membuat mereka tak bisa keluar dari kamar dengan jendela yang tidak terbuka. Menurutnya, hal tersebut bertentangan dengan apa yang diberitahukan kepada mereka saat kedatangan, dimana staf hotel memberi tahu dapat berolahraga di tempat parkir mobil.

"Ini sangat sulit bagi putra kami yang mengalami gangguan attention deficit hyperactivity. Saat kita di rumah dia akan pergi ke kamarnya, pergi ke taman. Dia banyak menangis, tapi dia tidak suka menangis di depan kita. Sangat sulit dalam situasi ini. Kami bahkan tidak diperlakukan seperti manusia," ungkap Khan.

Pekan lalu, pengacara yang bertindak atas nama keluarga Khan mengajukan klaim tentang kondisi tersebut ke Pengadilan Tinggi. Pada Jumat lalu, seorang hakim memerintahkan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mengubah kondisi keluarga Khan pada Senin pekan ini.

"Kesulitan sejati yang mereka alami di karantina, khususnya kesehatan dan kesejahteraan anak-anak, dan kurangnya rasa hormat terhadap kebutuhan makanan mereka sebagai Muslim, harus segera diatasi," perintah hakim Lang.

Dalam kebijakan pandemi sejak 15 Februari, semua pendatang ke Inggris usai mengunjungi negara-negara yang disebut "daftar merah" harus dikarantina selama 10 hari. Daftar Merah Inggris mencantumkan 50 negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement