Sabtu 24 Apr 2021 15:17 WIB

Akibat Kudeta Militer di Myanmar, 739 Orang Telah Tewas

Kekerasan akibat kudeta militer di Myanmar telah tewaskan 739 orang

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kelompok masyarakat sipil pengawas tahanan politik di Myanmar menyampaikan warga yang tewas dalam demonstrasi menentang kudeta militer sudah mencapai 739 orang sejak 1 Februari lalu.

Dalam laporannya Kamis dini hari, Asosiasi Pendamping untuk Tahanan Politik (AAPP) menyampaikan tambahan satu orang tewas menyusul kekerasan yang terjadi di Myanmar.

AAPP juga melaporkan hingga 21 April, total 3.331 orang telah ditahan.

Dari jumlah itu, 76 orang dijatuhi hukuman dan 1.059 lainnya telah dikeluarkan surat perintah penangkapan.

Seperti dilansir Anadolu Agency, AAPP juga membantah tudingan junta militer Myanmar bahwa mereka membesar-besarkan data korban tewas yang dibunuh oleh militer.

Menurut AAPP, pihaknya telah melakukan verifikasi data secara ketat dan tudingan rezim Myanmar tidak memiliki bukti apa pun.

“AAPP memiliki sejarah panjang dalam dokumentasi tahanan politik di Burma. Sejak tahun 2000, AAPP mengamati dan mempertahankan standar etika dan metodologi yang tinggi terkait dengan akurasi dan kredibilitas,” kata AAPP.

AAPP mengatakan tuduhan yang dialamatkan kepada lembaganya bermaksud mendiskreditkan organisasi AAPP dan data korban tewas.

“Junta ingin menghindari pertanggungjawaban atas kejahatan-kejahatan ini. AAPP sudah menggabungkan data kami dengan video dan bukti foto untuk memastikan hal ini terjadi,” ujar AAPP.

Selasa lalu, Rezim militer mengatakan melalui televisi dan surat kabar milik negara menyampaikan hanya 258 orang tewas antara 1 Februari dan 15 April.

Dari jumlah itu, junta menyatakan 247 tewas karena pasukan rezim mengambil tindakan tegas setelah diserang terlebih dahulu, ujar mereka.

Sedangkan, AAPP mengumumkan total 726 orang telah dibunuh oleh junta pada rentang 1 Februari hingga 15 April.

Myanmar diguncang kudeta militer pada 1 Februari dengan menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi.

Militer berdalih pemilu yang mengantarkan Suu Kyi terpilih dengan suara terbanyak penuh kecurangan.

Menanggapi kudeta tersebut, kelompok sipil di seluruh negeri meluncurkan kampanye pembangkangan dengan demonstrasi massa dan aksi duduk di jalan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement