Ahad 25 Apr 2021 05:01 WIB

Ramadhan Ini, Anak-Anak Yaman Berjuang Bertahan Hidup

Ramadhan Ini, Anak-Anak Yaman Berjuang Bertahan Hidup

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Ramadhan Ini, Anak-Anak Yaman Berjuang Bertahan Hidup. Foto: Sejumlah pemuda-pemudi bermain skateboard di Seven Hills Skate Park, Pusat Kota Amman, Yordania, Selasa (22/9). The Seven Hills adalah organisasi nirlaba Yordania yang menggunakan skateboard sebagai alat untuk membentuk karakteristik sosial, kepemimpinan dan kesetaraan gender bagi para pemuda-pemudi yang tidak memiliki akses ke aktivitas ini. Taman skate di pusat kota Amman itu menjadi tempat sekitar 150 pemuda dan pemudi, penduduk setempat dan pengungsi dari Suriah, Yordania, Sudan, Somalia, Yaman dan Palestina, bertemu untuk belajar bermain skate, menikmati perbedaan dan mengetahui satu sama lain saat melakukan latihan fisik. EPA-EFE/ANDRE PAIN
Foto: EPA-EFE/ANDRE PAIN
Ramadhan Ini, Anak-Anak Yaman Berjuang Bertahan Hidup. Foto: Sejumlah pemuda-pemudi bermain skateboard di Seven Hills Skate Park, Pusat Kota Amman, Yordania, Selasa (22/9). The Seven Hills adalah organisasi nirlaba Yordania yang menggunakan skateboard sebagai alat untuk membentuk karakteristik sosial, kepemimpinan dan kesetaraan gender bagi para pemuda-pemudi yang tidak memiliki akses ke aktivitas ini. Taman skate di pusat kota Amman itu menjadi tempat sekitar 150 pemuda dan pemudi, penduduk setempat dan pengungsi dari Suriah, Yordania, Sudan, Somalia, Yaman dan Palestina, bertemu untuk belajar bermain skate, menikmati perbedaan dan mengetahui satu sama lain saat melakukan latihan fisik. EPA-EFE/ANDRE PAIN

IHRAM.CO.ID,SANA'A -- Bagi keluarga di Yaman, bulan suci Ramadan kali ini akan dijalani dengan penuh kesulitan. Yaman merupakan rumah dari krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Selain menghadapi kondisi enam tahun berada dalam konflik dan keruntuhan ekonomi yang meluas, masyarakat di negara ini juga harus menhadapi penyebaran pandemi Covid-19, yang seolah mendorong mereka ke tepi jurang.

Baca Juga

Kondisi ini menyebabkan 80 persen populasi, termasuk 12,4 juta anak-anak, membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Dilansir di Forbes, Sabtu (24/4), separuh dari generasi muda di Yaman yang berusia di bawah 5 tahun kemungkinan besar akan menderita malnutrisi akut pada tahun 2021. 400.000 anak dipredikasi akan meninggal dunia jika mereka tidak segera menerima perawatan.

Untuk melindungi anak-anak Yaman yang berada di kondisi paling rentan, petugas kesehatan UNICEF menjaga mereka dengan berada di lokasi yang sama. Mereka mendata anak-anak yang mengalami kekurangan gizi dan merujuk mereka ke pusat kesehatan, agar menerima perawatan yang dibutuhkan untuk bertahan hidup.

Manajer Kasus UNICEF, Ali Al-Raymi, pun turun ke lapangan untuk mengunjungi keluarga miskin di Sana'a, Yaman. Ia berusaha membantu anak-anak yang kekurangan gizi seperti Nour yang berusia 9 bulan, dimana beratnya hanya 11 pounds atau 4,9 kg, saat pertama kali bertemu dengannya.

"Ketika Nour lahir, dia lemah dan kurus. Kesehatannya terus memburuk dari hari ke hari karena kondisi kehidupan kami yang buruk," kata sang ibu, Souad. Al-Raymi lantas merujuk Nour ke Maeen Medical Complex untuk perawatan darurat.

Di pusat kesehatan itu, Nour mendapatkan pantauan kesehatan secara teratur. Perlahan-lahan ia dirawat hingga sembuh, dengan mengonsumsi makanan terapeutik dan suplemen nutrisi. Segera, ia akan mengambil langkah pertama yang terhuyung-huyung.

"Saya merasa senang bayi saya pulih kesehatannya dan mulai bergerak atau bermain," kata Souad.

Ia pun menyebut dulu Nour kerap merasa lelah sepanjang waktu karena kesehatannya yang buruk. Kini, ia merasakan perasaan yang tak terlukiskan saat melihat anak kandungnya pulih dari penyakit yang merusak tubuhnya.

Ada keheningan yang mematikan di pusat-pusat kesehatan, di mana anak-anak terlalu lemah untuk bersuara menunggu perawatan. Di tempat ini, terlihat seorang ayah duduk bersama anaknya, yang dirawat di bangsal malnutrisi Rumah Sakit Bersalin dan Anak al-Sabeen di Sana'a.

"Meningkatnya jumlah anak yang kelaparan di Yaman seharusnya mengejutkan kita semua untuk segera bertindak,” kata Direktur Eksekutif UNICEF, Henrietta Fore.

Ia menyebut akan ada lebih banyak anak mati setiap harinya jika berlalu begitu saja tanpa tindakan. Organisasi kemanusiaan membutuhkan sumber daya yang dapat dan akses tanpa hambatan ke komunitas di lapangan, untuk dapat menyelamatkan nyawa.

Sumber:

https://www.forbes.com/sites/unicefusa/2021/04/23/this-ramadan-children-in-yemen-are-struggling-to-survive/?sh=3e456d086af8

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement