Ahad 25 Apr 2021 05:51 WIB

Saudi Tangguhkan Impor Buah dan Sayur dari Lebanon

Pengiriman buah dan sayuran Lebanon diduga ditunggangi untuk penyelundupan narkoba

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Sayuran di Beirut, Lebanon
Foto: AP/Hassan Ammar
Sayuran di Beirut, Lebanon

IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Arab Saudi menangguhkan impor buah dan sayuran dari Lebanon. Saudi mengatakan, pengiriman buah dan sayuran dari Lebanon diduga ditunggangi untuk penyelundupan narkoba.

Saudi menuduh Beirut tidak bertindak atas dugaan penyelundupan narkoba melalui impor buah dan sayuran. Keputusan penangguhan impor oleh Saudi merupakan pukulan bagi Lebanon, yang menghadapi krisis ekonomi terburuk sejak perang saudara 1975-1990. Kementerian Pertanian Lebanon mengatakan, langkah itu adalah kerugian besar bagi ekspor pertanian Beirut ke Saudi yang bernilai mencapai 24 juta dolar AS setahun.

"Pihak berwenang telah memperhatikan peningkatan aktivitas penyelundupan narkoba yang menargetkan kerajaan dari Lebanon, terutama dalam pengiriman sayuran dan buah-buahan," kata Kementerian Dalam Negeri Saudi, dilansir Aljazirah, Ahad (25/4).

Riyadh akan melarang masuk atau transit produk buah-buahan dan sayuran dari Lebanon mulai Ahad pada pukul 9 pagi waktu setempat. Pembatasan akan tetap berlaku sampai Lebanon memberikan jaminan yang cukup dan dapat diandalkan, untuk mengakhiri operasi penyelundupan sistematis yang menargetkan kerajaan Saudi.

Kantor berita pemerintah Saudi, SPA mengatakan, penangguhan impor buah dan sayuran dari Lebanon dilakukan setelah otoritas Saudi berulang kali mengajukan banding tentang masalah tersebut. Wakil Menteri Urusan Keamanan di Bea Cukai Saudi, Mohammed bin Ali al-Naim mengatakan, otoritas bea cukai Saudi di Jeddah telah menggagalkan upaya penyelundupan lebih dari 5,3 juta pil Captagon, yang disembunyikan dalam pengiriman buah delima dari Lebanon.

Menurut Observatorium Prancis untuk Narkoba dan Kecanduan Narkoba (OFDT), Captagon adalah amfetamin yang diproduksi di Lebanon, Suriah dan Irak. Obat ini dipasarka  di Arab Saudi.

 

Media Lebanon yang mengutip kepala eksportir buah dan sayuran Naeem Khalil mengatakan, kargo yang disita oleh Saudi bukan milik Lebanon. Khalil mengatakan, kargo itu berasal dari Suriah dan transit di Lebanon.

Kementerian Luar Negeri Lebanon telah mendapatkan pemberitahuan dari Arab Saudi, tentang keputusannya untuk menghentikan impor buah dan sayuran. Kementerian mengatakan, pihak bersenang Lebanon harus mengerahkan upaya maksimal untuk mengendalikan operasi penyelundupan narkoba.

"Pihak berwenang Lebanon harus mengerahkan upaya maksimal untuk mengendalikan semua operasi penyelundupan, untuk mencegah kerugian bagi warga negara yang tidak bersalah, petani, industrialis dan ekonomi Lebanon," kata pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Lebanon.

Kementerian Luar Negeri Lebanon juga meminta semua dinas keamanan dan bea cukai di perlintasan perbatasan, untuk melakukan segala upaya dalam mengendalikan semua operasi penyelundupan. Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Lebanon Mohammed Fahmy mengatakan kepada kantor berita Reuters, Lebanon siap untuk bekerja sama dengan semua negara bagian untuk menghentikan penyelundupan narkoba. Fahmy mengatakan bahwa mereka telah melakukan upaya maksimal untuk mencegah penyelundupan, tetapi terkadang penyelundup mungkin berhasil mengelabui petugas.

Seorang pejabat Lebanon, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan larangan impor sayur dan buah yang dilakukan oleh Saudi bersifat politis. Menurut pejabat itu, larangan impor bertujuan untuk menghentikan aktivitas ekonomi Lebanon.

“Ekspor sayuran dan buah-buahan Lebanon ke negara-negara Teluk dan terutama kerajaan (Saudi) adalah salah satu dari sedikit pintu yang masih terbuka untuk membawa dolar ke negara itu. Menutup jalur impor ini meningkatkan tekanan di Lebanon," kata pejabat itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement