IHRAM.CO.ID -- Nasib tragis menimpa para penabuh genderang untuk membangunkan warga agar Sahur (Mashurati) di Palestina. Di wilayah pendudukan Israel itu tradisi kuno di blan Ramadhan yang sampai kini masih dilakukan terancam punah.
Pasalnya, tentara pendudukan Israel tak suka kepada kegiatan mereka. Alasannya, sederhana dianggap mengganggu dan bising. Dan ini diam-diam tentu saja menjadi pertanda bahwa Palestina --dalam hal ini Jerusalem -- adalah milik atau kota bagi warga Yahudi Israel.
Kisah tersebut ditulis media Palestina - palestinenewsgazette.com, pada 29 April 2021. Dalam tulisan itu dikasahkan adanya seorang warga Palestina - yang tugasnya membangunkan umat Islam untuk makan subuh selama bulan puasa Ramadhan - telah diancam akan ditangkap oleh pasukan keamanan Israel.
Salah seorang Mashurati Palestina itu bernama Areen Zaaneen. Dia berasal dan tinggal di lingkungan Wadi Al-Joz, sebuah wilayah yang berada di dekat Masjid Al-Aqsa.
Akibat ancaman tentara Israel, dia terpaksa menghentikan pekerjaannya. Pada beberapa hai lalu dia diberitahu bahwa akan ditangkap dan didenda jika tentara Israel masih menemukannya berjalan di jalanan Yerusalem pada pagi hari.
Sebagai seorang Musharati, tugas Zaaneen adalah menabuh genderang untuk membangunkan umat Islam sebelum fajar sehingga mereka dapat mempersiapkan hari puasa yang akan datang.
Saksi mata mengatakan bahwa dia dilecehkan karena melakukan apa selama ini dilakukan sebagai bagian dari warisan Palestina. "Ancaman ini merupakan perpanjangan dari perang terbuka oleh pendudukan [Israel] di kota suci, warganya dan identitas budayanya," kata Otoritas Palestina.
"Ini adalah upaya untuk mengakhiri kehadiran Palestina di Yerusalem sambil mengubahnya menjadi kota Israel Yahudi dengan mengubah karakteristiknya dan mendorong penduduk [Palestina] untuk pergi," lanjutnya lagi.
Tentara Israel memang mulai menangkap Musharatis semenjak 2018. Ini terjadi setelah pemukim ilegal Yahudi mengajukan keluhan tentang kebisingan tersebut.