Ahad 09 May 2021 12:04 WIB

Korban Serangan Israel ke Masjidil Aqsa Menjadi 285 Orang

Israel menyerang dengan berlindung pada penanganan Covid-19

Korban luka dalam serangan polisi Israel di komplek masjid al-Aqsha
Foto:

Sejarah panjang

Merujuk pada sejarah panjang ganti rugi kepada pasukan pendudukan Israel, guru besar Hubungan Internasional Universitas Dhaka, Imtiaz Ahmed, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa Israel tidak merasa ragu dalam melakukan pelanggaran terhadap warga Palestina.

"Israel tahu betul bahwa dunia Muslim Arab terpecah dan mereka tidak akan melakukan apa pun terhadap mereka," kata Ahmed.

Beberapa negara Arab tampaknya mendukung Israel dalam banyak kasus, katanya. "Lingkungan geopolitik yang berlaku di timur tengah tampaknya mendukung Israel dan seluruh Eropa secara sepihak mendukung kekuatan itu."

"Sampai dan kecuali ada persatuan di antara negara-negara Arab dan konsensus di dunia Muslim dikembangkan untuk melawan agresi Israel, kami tidak mengharapkan perubahan apa pun dalam nasib Muslim Palestina yang teraniaya."

Dia, bagaimanapun, menambahkan bahwa kesadaran massa di Israel, terutama di antara generasi baru, juga dapat membawa perubahan dalam kebijakan negara Israel yang menindas yang telah lama ada.

Memanfaatkan pandemi global

Menganalisis kebijakan negara konvensional Israel, Ahmed mengatakan Israel telah memanfaatkan peluang di saat pandemi virus korona global.

"Ini adalah karakteristik umum Israel bahwa setiap kali mereka mendapat kesempatan untuk melancarkan gerakan penindasan terhadap Palestina, mereka tidak menunda," kata dia.

Israel yang licik secara politik juga dapat mengatur serangan untuk mengalihkan perhatian dari krisis internalnya, tambah dia.

Ada krisis internal di Israel setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu gagal mengamankan kemenangan yang diharapkan dalam jajak pendapat nasional baru-baru ini di negara itu. Jadi serangan ini mungkin bagian dari mengalihkan perhatian orang-orang ke krisis domestik Israel, "kata Ahmed.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement