REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Besar Istiqlal, Nasaruddin Umar menyampaikan pembatalan ini lantaran kasus pandemi Covid-19 belum usai.
“Setelah kami menganalisis perkembangan internal dan eksternal Istiqlal, kami memutuskan tidak menyelenggarakan salat Idul Fitri 1442 H,” kata Nasaruddin saat konferensi pers secara virtual seperti dilansir Anadolu Agency.
Lanjut dia, keputusan ini diambil atas pertimbangan angka penularan Covid-19 yang masih tinggi khususnya di wilayah DKI Jakarta.
Dia menuturkan, pihaknya sempat akan membuka Masjid Istiqlal dengan kapasitas 10 persen.
Namun dia menyimpulkan, pembatasan tersebut akan tetap membuat kerumunan masyarakat di satu titik.
“Tetapi 10 persen dari 250 ribu itu, itu sama dengan berapa, Pasti kita akan berjumpa di satu titik temu, misalnya di pintu tempat masuk, penitipan sandal,” ujar dia.
Dalam kesempatan tersebut, dia meminta maaf kepada segenap jamaah yang sudah menantikan untuk melakukan salat Idul Fitri di Masjid Istiqlal.
Dia berharap Idul Adha nanti keadaan mulai membaik dan Masjid Istiqlal akan kembali dibuka untuk umum.
“Saya tahu sudah banyak sekali yang merindukan masjid Istiqlal yang sudah indah dan cantik seperti ini tetapi kondisi kita tidak memungkinkan untuk melaksanakan Idul Fitri ini,” jelas Nasaruddin.
Masjid Istiqlal sebelumnya sudah bersiap menggelar salat Idul Fitri berjemaah dengan kapasitas 5.000 orang.
Bahkan pendaftaran secara daring sudah disiapkan oleh pihak masjid.