Saat ini di bawah protokol terbaru, 19 dari 47 prefektur Jepang yang mencakup sekitar 70 persen populasi akan berada di bawah kebijakan pembatasan sosial yang mencakup penutupan restoran pada pukul 8 malam dan larangan alkohol di bar dan restoran.
Lembaga penelitian Dai-chi Life Research Insitute memperkirakan bahwa keadaan darurat sembilan prefektur dapat memangkas sekitar 1 triliun yen (sekitar Rp130,6 triliun) dari produk domestik bruto dan memangkas 57.000 pekerjaan selama beberapa bulan mendatang.
Survei Reuters, menunjukkan ekonomi Jepang akan tumbuh jauh lebih lambat dari yang diharapkan sebelumnya pada kuartal ini, tertatih-tatih dikarenakan oleh pembatasan darurat.
Para ahli mengatakan sumber daya medis semakin menipis, sementara dorongan inokulasi Jepang paling lambat di antara negara-negara maju dengan hanya 3 persen dari populasi yang divaksinasi, menurut data Reuters.