Selasa 18 May 2021 11:51 WIB

BSMI Desak Perbatasan Gaza Dibuka

Fasilitas kesehatan di Gaza yang menangani korban serangan Israel terancam kolaps.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
 Satu unit artileri Israel menembak ke arah sasaran di Jalur Gaza, di perbatasan Gaza Israel, Sabtu, 15 Mei 2021.
Foto: AP/Ariel Schalit
Satu unit artileri Israel menembak ke arah sasaran di Jalur Gaza, di perbatasan Gaza Israel, Sabtu, 15 Mei 2021.

IHRAM.CO.ID, Jakarta -- Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) mendesak dunia membantu Palestina. Desakan ini muncul karena fasilitas kesehatan di Gaza yang menangani korban serangan Israel terancam kolaps.

Sebelumnya, fasilitas kesehatan di Gaza harus berjuang melawan pandemi Covid-19. Kini, ratusan korban wafat dan ribuan korban luka memerlukan bantuan kesehatan mendesak.

Ketua Umum DPN BSMI, M Djazuli Ambari, mengungkapkan dunia harus mendesak agar perbatasan Gaza bisa dibuka. Tujuannya, untuk memberikan akses bantuan terutama kesehatan dan logistik.

Berdasarkan keterangan dari relawan BSMI di Gaza dan Al Quds, saat ini kebutuhan yang mendesak di daerah itu adalah perawatan para korban terluka akibat serangan Israel. Selain itu, bantuan logistik juga diperlukan bagi mereka yang kehilangan rumah dan tempat tinggal.

"Relawan BSMI di Gaza menyebutkan yang paling diperlukan adalah bantuan medis berupa obat-obatan, kursi roda serta logistik baik untuk pasien, tenaga kesehatan maupun warga yang kehilangan rumah. Serta bantuan dokter spesialis akibat load yang tinggi di fasilitas kesehatan di Gaza," ujar Djazuli dalam keterangannya yang diterima belum lama ini.

Djazuli lantas mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi internasional untuk mendesak Israel menghentikan tindakan agresinya di Gaza dan Al Quds, Yerusalem.

Selanjutnya, ia juga menyayangkan tindakan Amerika Serikat (AS) yang memblokir rapat darurat Sidang Keamanan PBB terkait agresi Israel ke Palestina. BSMI disebut mendesak Dewan Keamanan PBB agar segera bertindak.

"Sikap AS yang enggan menggelar rapat darurat Sidang DK PBB amat disayangkan. Sebab, agresi yang dilakukan pada saat umat Islam menggelar ibadah di bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri. Selain itu banyak korban anak-anak dan perempuan yang non combatants, suatu pelanggaran yang nyata terhadap Konvensi Jenewa tahun 1949," kata Djazuli.

Djazuli menegaskan Israel harus segera menghentikan semua tindakan kekerasan di Gaza dan Al Quds tanpa syarat. Selain itu, Israel harus bertanggung jawab atas kerusakan dan jatuhnya korban jiwa akibat perbuatan mereka, baik secara hukum,  moril maupun materiil.

Ia mengapresiasi dan mendukung sikap Pemerintah Indonesia yang langsung merespons keras tindakan Israel. Djazuli berharap pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri, bisa menggalang dan menyatukan semua komponen bangsa di Indonesia untuk memberikan tekanan lebih kuat ke dunia internasional.

Termasuk dalam mengirim bantuan, setelah kemarin bisa mengirim bantuan ke India, kini setiap pihak menunggu komitmen pemerintah bisa mengirim bantuan untuk masyarakat Palestina. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement