IHRAM.CO.ID, BRUSSELS – Uni Eropa (UE) mengatakan pada Selasa (18/5) akan berusaha keras untuk mengakhiri konflik antara Israel dan Palestina. Israel meratakan gedung enam lantai di pusat kota Gaza pada Selasa pagi ketika melakukan serangan udara menjelang fajar. Bangunan tersebut adalah Kahil berisi perpustakaan dan pusat pendidikan milik Universitas Islam Gaza. Sementara itu, Hamas menembakkan puluhan roket ke Israel pada pagi ini. Tak ada laporan korban jiwa.
Sejauh ini, perseteruan telah menewaskan sedikitnya 212 warga Palestina, termasuk 61 anak-anak dan 10 warga Israel. Saat para menteri luar negeri Uni Eropa bersiap untuk bertemu, mereka tampaknya terbagi tentang cara terbaik untuk membantu dan tidak ada keputusan tegas yang melibatkan ancaman sanksi atau tindakan lain yang mungkin diambil.
Selain itu, UE tidak memiliki pengaruh yang besar di kawasan tersebut seperti Washington dan tidak ada terobosan langsung yang diharapkan dari pertemuannya. Sejak pecahnya kekerasan pada pekan lalu, UE telah menyerukan untuk menahan diri dan mengutuk serangan yang melanda penduduk sipil.
Menteri luar negeri Uni Eropa sebelumnya telah menyatakan keprihatinan yang ekstrem atas serangan terhadap media selama pertempuran itu. Juru Bicara Uni Eropa, Peter Stano juga menyuarakan keprihatinan tentang serangan itu. “Penghancuran kantor media sangat mengkhawatirkan dan keselamatan jurnalis sangat penting,” kata Stano, dilansir Saudi Gazette, Rabu (19/5).
Menurut Stano, media harus dapat bekerja dalam lingkungan yang bebas sehingga para jurnalis dapat melaporkan secara independen tentang apa yang terjadi dalam konflik. Dia menambahkan cara terbaik UE adalah untuk meredakan ketegangan, menghentikan eskalasi, dan menghentikan kekerasan yang sedang berlangsung.
Kepala Urusan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell dan Presiden Dewan Eropa Charles Michel menuntut agar warga sipil mendapatkan perlindungan terbaik. Kritikus pro-Palestina terhadap kebijakan UE bersikeras bahwa blok itu terlalu lunak dalam menjatuhkan sanksi ke Yerusalem.