IHRAM.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gerakan perempuan Islam tertua di Indonesia, Aisyiyah, menggelar peringatan milad 104 tahun. Tahun ini, peringatan dilaksanakan masih dalam suasana pandemi dengan mengangkat tema Merawat Persatuan, Menebar Kebaikan.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini mengatakan, Aisyiyah dan Muhammadiyah telah berkontribusi besar terbentuknya persatuan Indonesia. Bahkan, sudah dilakukan sejak perjuangan kebangkitan nasional.
Dalam Kongres Perempuan I 1928 di Yogyakarta, Ibu Hayyinah menyatakan persatuan alat mencapai tujuan seperti kebahagiaan, kesejahteraan dan kemakmuran. Jalan ditempuh lewat saling bergaul, memelihara persaudaraan, mendirikan perkumpulan.
Senada, Ibu Moendjiyah menyatakan persatuan merupakan satu alat yang dapat menghasilkan maksud besar. Sekaligus, lanjut Noodjannah, sebagai sendi bagi manusia untuk mencari kebahagiaan, kesejahteraan, kesenangan dan kemakmuran.
"Melalui milad ini, PP Aisyiyah dengan dukungan PP Muhammadiyah, mengusulkan pemerintah mengangkat Ibu Hayyinah dan Ibu Moendjiyah sebagai pahlawan nasional mengingat kiprah dan kontribusi penting dalam gerakan kebangkitan nasional dan Kongres Perempuan Pertama Indonesia," kata Noordjannah, Rabu (19/5).