IHRAM.CO.ID, JEDDAH -- Perpustakaan Umum King Abdulaziz telah mengungkapkan manuskrip langka yang berusia lebih dari seribu tahun yang menjelaskan ilmu tata bahasa Arab.
Manuskrip yang diberi nama "Al-Murib sharh kitab al-Qawafi lil-Akhfash" ini ditulis oleh Abu Al-Fath Othman bin Jinni Al-Mawsili. Tulisan ini memberikan penjelasan rinci salah satu manuskrip tertua dalam tata bahasa Arab, "Al-Qawafi", yang ditulis oleh ahli bahasa Al-Akhfash al-Akbar.
Naskah milik Bin Jinni, yang disalin pada abad kesembilan, ditulis dalam kaligrafi Maroko-Arab dan dianggap sebagai referensi ilmiah, sejarah dan budaya yang penting. Anggapan ini muncuk terutama karena penulisnya adalah salah satu spesialis paling terkenal di bidang linguistik, retorika, tata bahasa dan morfologi pada masanya.
Dilansir di Arab News, Senin (24/5), naskah satu volume ini memiliki 58 perkamen yang terbuat dari kulit kambing, di mana beberapa di antaranya membutuhkan perawatan.
Awal tulisan ini dimulai dengan, "Maskulin dan maskulin, feminin dan feminin, bodoh dan bodoh, dll. Oleh karena itu, bentuk jamak salah satunya mirip dengan bentuk jamak yang lain, jadi bentuk jamak dari kebodohan adalah bodoh, dan cinta adalah cinta".
Di akhir manuskrip, Bin Jinnu menulis, "Kami membangun rumah berdasarkan standar musuh kami. Kami tidak mencari perlindungan dan kami tidak membenarkan adanya kekurangan, begitu pula puisi jika bertentangan dengan aturan dan model yang biasa, maka disebut defisien dan penuh cacat. Turunan dibuat dan buku itu sepenuhnya diselesaikan dengan rahmat dan pertolongan Tuhan Yang Maha Esa, dan semoga Tuhan Damai Atas Nabi Muhammad, dalam Dhu Al-Hijjah H406".
Selama ratusan tahun, cendekiawan Arab dan Muslim yang mengkhususkan diri dalam sains, seni dan sastra membuat penemuan yang masih digunakan hingga hari ini. Sarjana-sarjana ini lantas berupaya mencari temuan langka dan menerjemahkannya ke dalam bahasa Arab.
Bin Jinni menulis 50 buku puisi, retorika dan tata bahasa. Karyanya yang paling terkenal adalah analisisnya terhadap kumpulan puisi Abu al-Tayyib Al-Mutanabbi, "Al-Khasais" (The Characteristics), "Al-Lama Fil-Arabiya" (Kreativitas dalam bahasa Arab), "Sirr Sinaat Al-Irab" (Rahasia Profesi Tata Bahasa), "Ilm Al-Aroud" (Prosody), "Al-Munsif" (Yang Adil), serta "Al-Tanbih fi Sharh Mushkilat Al-Hamasa" (Waspada saat Menjelaskan Masalah Antusiasme).
Bin Jinni pernah bertemu Al-Mutanabbi di Aleppo, di pengadilan Sayf Al-Dawla Al-Hamdani dan di pengadilan Adhud Al-Dawla di Shiraz. Al-Mutanabbi menghormatinya dan berkata, "Ini adalah orang yang nilainya tidak diketahui oleh banyak orang".
Setiap kali Al-Mutanabbi ditanya tentang hal-hal yang berkaitan dengan tata bahasa dalam puisinya, dia biasa menjawab: "Tanya teman kita Abu Al-Fath".
Bin Jinni adalah orang pertama yang menganalisis kumpulan puisi Al-Mutanabbi. Al-Mutanabbi sendiri kerap mengatakan kepada orang-orang, "Tanya bin Jinni karena dia tahu puisi saya lebih dari saya".