IHRAM.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Senin (24/5) mengatakan, akan mengirimkan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken untuk berangkat ke Timur Tengah. Kedatangan Blinken di Palestina nanti untuk bertemu dengan para pejabat tinggi regional, menindaklanjuti gencatan senjata antara Israel dan Hamas pekan lalu.
"Menteri Luar Negeri Antony Blinken akan bertemu dengan para pemimpin Israel tentang komitmen kuat kami terhadap keamanan Israel, dan akan berusaha untuk membangun kembali hubungan dengan, dan mendukung, rakyat dan pemimpin Palestina, setelah bertahun-tahun diabaikan," kata Biden dalam sebuah pernyataan dilansir dari Anadolu Agency, Selasa (25/5).
Blinken juga akan melibatkan mitra kunci lainnya di kawasan, termasuk upaya internasional untuk memastikan bantuan kemanusiaan segera mencapai Gaza dengan cara yang menguntungkan orang-orang di sana dan bukan Hamas. "Dan untuk mengurangi risiko konflik lebih lanjut dalam beberapa bulan mendatang," tambah Biden.
Menurut Departemen Luar Negeri, Blinken akan melakukan perjalanan ke Yerusalem, Ramallah, Kairo, dan Amman mulai Senin (24/5), dan berakhir pada Kamis (27/5).
Di Israel, masih menurut Departemen Luar Negeri AS, Blinken akan bertemu dengan Presiden Reuven Rivlin, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Menteri Luar Negeri Gabi Ashkenazi, dan pejabat senior Israel lainnya. Kemudian Blinken juga akan melakukan perjalanan ke Tepi Barat yang diduduki untuk bertemu dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas, Perdana Menteri Mohammad Shtayyeh, dan pejabat senior Palestina lainnya di Ramallah.
Selanjutnya Blinken akan berangkat ke Kairo, Mesir untuk bertemu dengan Presiden Mesir Abdel Fatah al-Sisi dan Menteri Luar Negeri, Sameh Shoukry sebelum mengunjungi Yordania untuk bertemu Raja Abdullah dan pejabat tinggi lainnya.
"Amerika Serikat telah terlibat dalam diplomasi intensif untuk mengakhiri permusuhan di Gaza. Sekretaris Blinken sedang melakukan perjalanan ke kawasan itu untuk membahas upaya tindak lanjut penting untuk mengkonsolidasikan gencatan senjata dan mengurangi risiko konflik lebih lanjut selama beberapa bulan mendatang," kata juru bicara departemen Ned Price mengatakan dalam sebuah pernyataan.