Kamis 27 May 2021 14:41 WIB

Tato Ramah Muslim yang Tengah Naik Daun di Uni Emirat Arab

Le Inka hadirkan tato ramah Muslim yang sedang populer di Uni Emirat Arab

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nashih Nashrullah
Le Inka hadirkan tato ramah Muslim yang sedang populer di Uni Emirat Arab.
Foto:

Tak berhenti di situ, pasangan suami istri ini bahkan meluncurkan stensil bertema Covid-19. Hal ini disebut bekerja sangat baik karena menyuntikkan sedikit kepositifan dan humor selama masa sulit. Di luar itu, kaligrafi Arab dan nama hewan peliharaan juga merupakan pilihan yang populer.

Nilai jual terbesar memiliki tato temporer adalah individualitas yang ditawarkan. Inilah mengapa Le Inka juga menawarkan kustomisasi tingkat tinggi kepada pelanggan. Bahkan, mereka yang cukup percaya diri untuk melakukannya, dapat membeli sebotol tinta dan menggambar desain mereka sendiri ke tubuh mereka dengan nosel.

Sementara bagi mereka yang tidak nyaman menggunakan ukiran tangan atau mencari sesuatu yang dapat mereka buat secara konsisten dengan sedikit usaha, Ishrath menyebut dapat mengirimkan desainnya dan dibuatkan stensil khusus. Pilihan ini kini menjadi semakin populer.

"Biasanya pelanggan menggunakan desain yang standar untuk percobaan pertama atau kedua. Tapi dengan tato ketiga, mereka menginginkan sesuatu yang unik," lanjutnya.

Saat ini, 70 persen bisnis mereka berasal dari Uni Emirat Arab, meskipun Arab Saudi adalah pasar terbesar berikutnya. Le Inka mengirim produknya ke seluruh dunia dan telah menjual lebih dari 55 ribu tato ke lebih dari 15 negara, termasuk Oman, Inggris, Amerika Serikat, dan Jerman.

Meski demikian, mereka mengaku tidak semuanya berjalan mulus, karena masih ada kesalahpahaman tentang apa yang mereka coba lakukan. Tato permanen dilarang dalam Islam, jadi terkadang produk mereka dipenuhi dengan kecurigaan.

Beberapa kali dia harus menghadapi pelanggan yang bertanya tentang hukum penggunaan tato pada Muslim. Mereka pun menjawab jika agama mereka Islam dan tidak akan melakukan usaha ini jika tidak diizinkan.

"Kami tahu kepekaan yang berputar di sekitar topik ini. Tapi kami tidak menggunakan jarum, tidak ada bahaya infeksi dan tidak ada rasa sakit dengan tato ini. Lagipula, tato itu tidak permanen," kata Ishrath.

Dalam menciptakan merek khusus ini, pasangan ini berusaha memasuki pasar baru, utamanya bagi mereka yang selalu tertarik pada tato tetapi menunda karena hukum penggunaannya. 

Ishrath pun menyebut produk tato permanen kini menjadi lebih trendi, terutama di kalangan milenial. Orang-orang ingin menemukan cara untuk mengekspresikan diri mereka sendiri.

 

 

Sumber: thenationalnews

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement