Honesti berharap Arab Saudi tidak lagi membatasi beberapa merek vaksin tertentu saja untuk jemaah umroh-haji. Pasalnya, tidak semua negara bisa memperoleh jenis vaksin yang disyaratkan tersebut.
"Jadi perlu diplomasi antarnegara dan Kamis sudah didiskusikan dengan Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kesehatan, Kementerian BUMN dan Kementerian Agama biar diplomasi jadi pertimbangan bagi pemerintah Saudi memberikan tambahan approval," tuturnya.
Opsi lainnya, Bio Farma mengusulkan jemaah haji asal Indonesia yang pernah menerima vaksin Sinovac untuk kembali divaksin dengan AstraZeneca demi memenuhi syarat dari Arab Saudi jika dimungkinkan. "Tentu harus mendapat pertimbangan dari ahli," ujar Honesti.
Anggota DPR dorong pemerintah dapat sertifikat WHO untuk Sinovac
Anggota DPR RI, Nusron Wahid meminta pemerintah berupaya mendapat sertifikat WHO untuk vaksin Sinovac. Hal itu dilakukan agar jemaah haji Indonesia yang sudah divaksin dapat lolos persyaratan untuk menjalankan ibadah haji di Tanah Suci dengan kuota terbatas dari Pemerintah Arab Saudi.
"Ini akan jadi masalah serius, sebab yang memilih vaksin bukan umat Islam Indonesia, tapi pemerintah dan Bio Farma. Akan jadi ironis dan tragis kalau sudah mahal-mahal dibeli dengan dana negara, ternyata tidak juga memudahkan umat untuk bisa naik haji," ujar Nusron dalam keterangannya, Selasa (25/5/2021). Pernyataan tersebut disampaikan juga dalam RDP dengan Dirut Bio Farma Honesti Basyir.