Jumat 28 May 2021 15:06 WIB

Kampanye Vaksinasi Denmark Selipkan Ayat dan Argumen Alquran

Ayat dan Argument digunakan untuk membujuk Muslim Denmark lakukan vaksinasi.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Muhammad Subarkah
Kampanye vaksinasi Codid -19 kepada Muslim Denmark
Foto: Covid-19
Kampanye vaksinasi Codid -19 kepada Muslim Denmark

IHRAM.CO.ID, KOPENHAGEN — Komunitas Muslim Denmark, seperti beberapa negara Eropa lainnya, mengalami tingkat vaksinasi Covid-19 yang lebih rendah dibanding komunitas masyarakat lain. Untuk mengatasi Dewan Kesehatan Denmark bekerjasama dengan para imam dan organisasi Islam untuk membujuk umat Islam agar bersedia divaksinasi. 

Rendahnya keinginan untuk vaksinasi disebabkan teori konspirasi dan kesalahpahaman mengenai vaksin yang menyebar dan meningkatkan kekhawatiran Muslim untuk melakukan vaksinasi. Dalam sebuah buklet yang diterbitkan State Serum Institute mengatakan bahwa vaksin mengandung alkohol dan gelatin dari babi, selembaran itu juga berisi peringatan bahwa vaksin dapat merusak DNA dan mengganggu kesuburan.

Untuk menghalau penyebaran kesalahpahaman, Direktur Jenderal Otoritas Kesehatan Denmark Søren Brostrøm, dalam sebuah buklet, menekankan bahwa ribuan pertanyaan tentang COVID-19 telah terjawab. Namun, selain profesional medis, beberapa jawaban didasarkan pada interpretasi Alquran.

“Organisasi Muslim yang mendukung buklet ini sangat menghormati fakta bahwa ada banyak tafsir ajaran Islam dan bahwa tafsir yang muncul di sini tidak dimiliki oleh semua orang. Oleh karena itu, setiap individu didorong untuk berdialog dengan rohaninya masing-masing. konselor dan profesional kesehatan ", tulis Naveed Baig, seorang imam rumah sakit dan kontributor buklet, pada bagian kata pengantarnya.

Lebih jauh, umat Islam juga diyakinkan bahwa Nabi Muhammadsendirimenerima perawatan medis. Selain itu, Baig juga mengingatkan bahwa Muslim hanya diizinkan mengunjungi Mekah jika mereka divaksinasi, mengutip persyaratan dari otoritas kesehatan Saudi. Buklet kampanye vaksinasi ini cukup memicu reaksi, karena cukup banyaknya kutipan dan argumen Islam. 

"Pertama-tama, ini mencerminkan kurangnya integrasi dalam komunitas Muslim tertentu bahwa masjid merupakan otoritas yang begitu besar, tidak hanya dalam bidang keagamaan, tetapi juga dalam perawatan kesehatan," kata juru bicara Konservatif Marcus Knuth.

Dewan Kesehatan Nasional membenarkan tindakannya dengan kasus kesalahpahaman yang muncul di komunitas Muslim. Badan tersebut merasa bahwa mereka mau tidak mau harus bersekutu dengan otoritas Muslim untuk menghilangkan kesalahpahaman tentang Islam dan vaksin sejak awal.

Niels Sandø Pedersen dari Dewan Kesehatan Nasional akhirnya memutuskan untuk membagi buklet menjadi dua versi, yaitu tentang kesehatan berdasarkan Dewan Kesehatan Nasional dan lainnya berdasarkan fakta kesehatan dan teologis.

Menurut laporan tahun 2020, Denmark adalah rumah bagi lebih dari 250.000 Muslim (atau 4,4 persen dari populasi). Porsi mereka terus meningkat selama beberapa dekade terakhir. Misalnya, pada 1980, hanya 0,6 persen penduduk Denmark adalah Muslim.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement