IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Nabi Muhammad selalu lembut ketika meminta bantuan keluarga dan kerabatnya untuk mengerjakan suatu perbuatan tertentu. Perintah itu tentunya demi umatnya mendapat pahala yang sempurna dalam ibadah haji.
Abu Thalhah Muhammad Yunus menuliskan perintah nabi kepada keluarganya itu adalah misalnya sebelum berihram nabi menugaskan Aisyah untuk memilih tali dari bulu domba untuk tanda hewan sembelihan.
"Pada saat itu nabi berada di tempat Aisyah ketika di Madinah," kata Abu Thalhah Muhammad Yunus dalam kitabnya yang diterjemaahkan ke dalam judul buku 'Haji Jalan-Jalan atau Ibadah'.
Di pagi hari nabi melempar jumroh aqobah, dan meminta tolong kepada Ibnu Abbas untuk mencarikan batu-batu kerikil untuk melempar jumrah, maka Ibnu Abbas mencarikan tujuh butir kerikil untuknya.
Nabi memerintahkan Ali untuk menyelesaikan penyembelihan hewan kurban yang masih tersisa dan menyuruhnya untuk menyedekahkan seluruhnya kepada jamaah haji. Nabi meminta minum kepada keluarga pamannya ketika berkunjung kepada mereka yang pada saat haji bertugas menyediakan dan membagikan air zamzam kepada jamaah haji.
Pada saat itu nabi berkata kepada Abbas pamannya. "Beri aku air,"
Lalu setelah disediakan, nabi meminumnya. HR Bukhari dalam riwayat Ibnu Abbas ra disebutkan. "Aku menuangkan air untuk Rasulullah dari mata air sumur Zamzam. Dia lalu meminumnya dengan berdiri. "(HR Bukhari)
Aisyah memakaikan Dzarirah (wewangian) yang diimport dari India kepada nabi pada saat berihram dan setelah bertahalul. Aisyah juga menggunakan minyak misik, wewangian yang terbaik yang dia miliki saat itu, di badan dan kepalanya.
Dia menceritakan aku usapkan minyak wangi pada tubuh Rasulullah SAW dengan kedua tanganku ini pada saat menjelang berihram dan pada saat selesai tahallul sebelum bertawaf. Dia menceritakan hal ini sambil membuka kedua tangannya. (HR Bukhari).
"Wahai orang-orang yang meminta bantuan orang lain, yang jauh dan melupakan keluarga dekatnya...Inilah petunjuk Nabi anda, dan ini pula kebiasaan para nabi sebelumnya," kata Abu Thalhah.
Nabi Musa dalam surah Thaha ayat 29-34 yang memohon kepada Tuhannya dengan berkat.
"Dan sediakanlah untukku seorang pembantu dari keluarga, yaitu Harun, saudaraku, teguhkanlah dengan dia kekuatanku, dan jadikanlah dia sekutu dalam urusanku, supaya kami banyak bertasbih pada Engkau dan banyak mengingat Engkau."
Demikian pula Nabi Luth, pada saat tidak mampu lagi menangkal gangguan kaumnya, dia menginginkan keluarganya ada yang dapat menjaga nya. Sebagaimana disebutkan dalam Alquran surat hud ayat 80 yang artinya.
"Seandainya aku mempunyai kekuatan untuk menolakmu atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat tentu aku lakukan."
Abu Thalhah mengatakan, hal ini lebih sesuai dengan fitrah dan lebih memiliki kemungkinan terlaksana daripada melalaikan bantuan keluarga dan kerabat dekat. Ini juga lebih baik ketimbang menutup mereka mendapatkan berkah andil dalam kebajikan dan pertolongan.
"Keunggulan ini berakibat seseorang tidak memperoleh kegunaan dari keluarga dan kerabatnya serta menutup diri dari kebaikan yang lebih besar," katanya