IHRAM.CO.ID, JAKARTA--Abu Hasan, Samnun bin Hamzah Al-Muhibb rah.a adalah seorang ahli sufi Irak sahabat akrab Syeku Sirry as-Saqathi dan Muhammad Al-Qassab rah. Dia menamakan dirinya sendiri sebagai Samnun al-Kadzdzab 'Samnun si pembohong'.
Dikisahkan Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny dalam bukunya "198 kisah Haji wali-wali Allah" bahwa ada seseorang yang berkesempatan melaksanakan haji bersama-sama dan bercerita, tentang Samnun yang mengerjakan tawaf sambil terhuyung-huyung ke kiri dan ke kanan dengan penuh semangat. Karena khawatir dia akan terjatuh maka seseorang itu memegangi tangannya dan berkata.
"Demi kebenaran, aku bertanya kepadamu, di manakah engkau akan berdiri di hadapan Allah kelak dan bagaimana engkau akan mencapainya?" tanya seseorang itu.
Baru saja mendengar pertanyaan "berdiri di hadapan Allah" Samun terjatuh pingsan. Tidak lama kemudian dia tersadar. Begitu tersadar, dia langsung membaca bait-bait syair.
"Banyak orang yang sakit badannya penuh dengan penyakit, padahal hati mereka lebih sakit daripada badannya. Seandainya mereka mati karena takut dengan gemetar, itu lebih baik, karena berdiri di hadapan Allah sungguh sangat sulit."
Kemudian dia berkata kepada seseorang itu.
"Bagi diriku, aku telah mewajibkan lima masalah dan selalu mengingatnya pada setiap waktu."
Pertama, masalah yang selalu merepotkan kehidupan adalah hawa nafsu sama dia telah kubunuh dan aku menghidupkan hati.
Kedua, masalah akhirat yang selalu aku biarkan tertinggal dibelakang, kini aku meletakkannya di depan mataku.
Ketiga, masalah yang mendekatkan diri kepada ketakwaan, aku pelihara dan senantiasa aku tingkatkan. Sedangkan nafsu jahatku aku hapuskan.
Keempat, dia yang selalu aku menjauhi-Nya, kini aku selalu nenjalin cinta dengan-Nya.
Kemudian dia membaca rangkapan syair:
"Tuhan, seluruh jiwaku ku palingkan ke arah-Mu. Walaupun dia akan binasa, tidak akan didapat kupisahkan. Di dalam duka dan takut dia akan terpecah.
Ya Allah, rahmatilah rohku sebanyak nikmat yang Engkau berikan. 'Raudhah ar-Rarayaahiin'"
Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny mengatakan, walaupun hanya empat yang disebutkan pada hakikatnya, terdapat inti yang sama pada keseluruhannya, bahwa seseorang sudah semestinya menjaga dirinya dari godaan hawa nafsu jahatnya. Karena itulah, dikatakan dalam peribahasa kaum sufi yang masyhur.
"Bahwa jalan menuju Allah tidak lebih daripada dua langkah:" selangka menahan hawa nafsu dan langkah berikutnya di Jalan Kekasih."