IHRAM.CO.ID, ANKARA -- Adzan merupakan panggilan untuk sholat bagi umat Islam di masjid maupun di mushola-mushola. Di Turki, ada sebuah masjid yang hampir tak pernah lagi mengumandangkan adzan selama puluhan tahun.
Dilansir dari Daily Sabah, masjid tersebut bernama masjid Ebul Manucehr. Masjid yang berada di kota kuno Ani di provinsi Kars, Turki timur laut, harus berdiri tanpa adzan selama 64 tahun.
Oleh UNESCO masjid Ebul Manucehr yang terletak di distrik Arpaçay di Kars, menjadi situs warisan dunia karena bagian dari reruntuhan kota Ani kuno. Masjid yang dibangun pada abad ke-11 itu, membutuhkan waktu hampir 15 tahun untuk menyelesaikannya, mengikuti perintah Sultan Malik-Shah I dari Kekaisaran Seljuk.
Masjid Ebul Manucehr pernah digunakan sebagai depot di bawah pendudukan Rusia pada abad ke-19. Saat ini, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata dan beberapa kementerian, lembaga, dan organisasi lainnya termasuk Pengembangan Serhat Badan (SERKA), akan memperbaiki masjid tersebut dan dibuka untuk beribadah pada Agustus mendatang.
Sekretaris Jenderal SERKA, Ibrahim Tasdemir mengatakan, bahwa pekerjaan perbaikan masjid sudah berlangsung. “Insya Allah, kami akan mengadakan pembukaan untuk beribadah di masjid ini, masjid pertama yang dibangun oleh orang Turki di Anatolia, pada bulan Agustus, pada peringatan 957 tahun penaklukan Ani,” katanya dilansir dari Daily Sabah, Kamis (3/6).
Tasdemir mengatakan, bahwa pada tahap pertama, masjid akan dibuka untuk ibadah setelah 64 tahun absen. Instalasi termasuk pintu dan jendela, mimbar, mimbar tempat imam berdiri untuk menyampaikan khotbah dan mihrab, ceruk setengah lingkaran di dinding yang menunjukkan arah yang harus dihadapi umat Islam ketika sholat.
Pemugaran masjid secara menyeluruh kemudian akan dilakukan dengan dukungan dari 26 lembaga pembangunan. Dinding non-asli yang dibangun selama pendudukan Rusia akan dirobohkan sebagai bagian dari restorasi.
"Sama seperti masjid pertama Anatolia, tenaga kerja dari setiap inci Anatolia akan ada di sini," kata Tasdemir ketika dia mencatat berapa banyak lembaga dari berbagai penjuru Turki yang akan mendukung proyek tersebut.
Tasdemir juga menekankan bahwa penggalian arkeologi di Reruntuhan Ani, masih sedang berlangsung. Dia mencatat bahwa Reruntuhan Ani membawa kepentingan yang signifikan dalam sejarah dunia dengan wilayah yang menampung 23 peradaban sepanjang 5.000 tahun.
Reruntuhan, yang terletak di perbatasan Turki-Armenia, berkembang pada abad ke-10 dan ke-11 ketika itu adalah ibu kota kerajaan Armenia abad pertengahan Bagratides.
Kota kuno ini juga berisi arsitektur Islam dari abad ke-11 dan ke-12 dan ditambahkan ke Daftar Warisan Dunia UNESCO pada 15 Juli 2016. Di area Reruntuhan Ani seluas 85 hektar, terdapat banyak karya arsitektur penting seperti gereja Amenaprgic dan Abugamir Pahlavuni, serta Masjid Ebul Manuçehr.