Sabtu 05 Jun 2021 21:03 WIB

Naif, Partai Palestina Bergabung dengan Pemerintah Israel?

Lucuan naif: langkah partai Palestina untuk bergabung dengan pemerintah Israel

Mansour Abbas
Foto:

'Orang buangan' 

Beberapa warga Palestina mengatakan serangan 11 hari Israel baru-baru ini di Gaza yang menewaskan sedikitnya 253 orang, termasuk 66 anak-anak, dan lebih dari 1.900 terluka, telah semakin memperburuk perasaan di antara banyak warga Palestina. Mereka pun menyatakab Abbas salah untuk bergabung dengan pemerintah yang akan terus memaksakan pendudukan militer terhadap rakyat Palestina dan blokade di Jalur Gaza. 

Serangan Israel menyebabkan hampir 17.000 unit perumahan dan komersial rusak atau hancur, menurut kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan.

Pertempuran itu terjadi setelah berminggu-minggu meningkatnya ketegangan ketika pasukan keamanan Israel menindak protes damai terhadap pengusiran paksa keluarga Palestina di lingkungan Yerusalem Timur yang diduduki Sheikh Jarrah dan Silwan. 

Keterangan foto: Pasukan polisi Israel juga menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa beberapa kali selama hari-hari terakhir bulan suci Ramadhan [File: AFP]

Pasukan polisi Israel juga menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa beberapa kali selama hari-hari terakhir bulan suci Ramadhan, menggunakan peluru karet dan gas air mata terhadap jamaah. 

“Dengan serangan terhadap Sheikh Jarrah dan Gaza, dan pergolakan politik yang diakibatkannya, orang-orang Palestina secara khusus mengatakan kepada Abbas bahwa dia tidak lagi diterima di antara mereka di tempat-tempat seperti Sheikh Jarrah,” kata Buttu. 

“Orang-orang telah keluar dengan sangat kuat; setengah mengutuknya karena mengambil langkah yang tidak perlu ini dan setengah mengasihaninya karena dia memaksakan dirinya di antara batu dan tempat yang sulit untuk tetap relevan dalam politik.” 

Sami Abou Shehadeh, pemimpin Partai Balad nasionalis Palestina, mengatakan bahwa Abbas telah mengasingkan dirinya dari banyak orang Palestina dengan bergabung dalam koalisi. 

“Keputusan Abbas untuk menjadi bagian dari pemerintahan ekstrem, yang akan bertentangan dengan kepentingan Palestina di dalam wilayah Israel dan di wilayah pendudukan, adalah keputusan yang sangat berbahaya,” katanya kepada Al Jazeera. 

“Bayangkan menjadi ketua partai Palestina dan tidak bisa mengunjungi Masjid Al-Aqsa atau mengikuti prosesi pemakaman di Umm al-Fahm karena orang-orang akan mengusir Anda,” kata Abou Shehadeh. 

Maka, lanjutnya,"Mansour telah menjadi orang buangan." 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement